Kudus (ANTARA News) - Warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai menanam bibit bunga lavender yang diyakini efektif mengusir nyamuk, menyusul penyakit demam berdarah dengue (DBD) mulai menyebar ke sejumlah tempat di kota itu.

Camat Kota Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan, di Kudus, Jumat, mengatakan bahwa warganya merencanakan gerakan penanaman bibit bunga lavendel untuk mengantisipasi penyebaran penyakit DBD yang akhir-akhir ini cenderung meningkat.

Untuk merealisasikan gerakan menanam bibit bunga itu, kata dia, warga di Kecamatan Kota yang dimotori oleh kelompok pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) mengajukan bantuan bibit bunga pengusir nyamuk tersebut ke sejumlah perusahaan besar di Kudus.

Sejumlah perusahaan yang dimintai bantuan itu, antara lain PT Pura Group, PT Djarum Kudus, PR Sukun, dan PT Nojorono.

"Kami berharap bibit bantuan yang akan diterima warga sesuai jumlah kepala keluarga (KK), yakni sebanyak 24.000 KK," ujarnya.

Dari sejumlah perusahaan yang dimintai bantuan itu, kata dia, baru PT Pura Group yang memberikan kepastian dan akan segera mengirim sekitar 500 bibit bunga lavendel.

"Jika bibit yang kami terima terbatas, maka penanaman akan diprioritaskan pada sejumlah daerah yang tergolong banyak terjadi kasus DBD," ujarnya.

Berdasarkan data 2009, Kecamatan Kota terdapat dua daerah yang paling banyak kasus DBD, yakni Desa Mlati Wetan dan Mlati Kidul.

"Hingga sekarang belum ditemukan adanya korban meninggal dunia akibat DBD," katanya.

Untuk mempertahakan kondisi tersebut, kata dia, masyarakat diimbau untuk mendukung gerakan menanam bunga lavendel di rumah masing-masing warga. "Harapan kami, bibit tersebut bisa tumbuh cepat dan bisa diperbanyak untuk dibagikan kepada warga sekitar," ujarnya.

Ia mengakui penanaman bunga lavendel tersebut tidak memiliki efektivitas yang besar untuk mencegah penyebaran nyamuk DBD. "Tetapi, semua cara harus dilakukan agar tidak terjadi korban, mengingat pengasapan (fogging) juga dinilai tidak efektif," ujarnya.

Namun, dia tetap menekankan masyarakat tetap melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) karena dengan cara ini lebih efektif daripada cara lain dalam memberantas perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD.

Sebelumnya, ratusan warga di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, secara swadaya menanam bibit bunga lavendel untuk antisipasi terhadap penyebaran penyakit DBD.

"Ide menanam bibit lavendel ini berawal dari kasus DBD yang menyerang sejumlah warga di desa ini secara beruntun selama Februari 2010," kata Ketua RT 2 RW 9 di Desa Jekulo, Ali Chamdan.

Ia mencatat, ada sekitar dua warga yang terserang DBD dan tiga orang terserang cikungunyak selama 11 hari sejak awal Februari 2010.

Untuk itu, kata dia, warga sepakat menanam bibit lavendel secara swadaya. "Masing-masing warga akan mendapatkan bibit lavendel sebanyak dua bibit," ujarnya.

Dengan adanya pembagian dua bibit lavendel untuk masing-masing warga, diharapkan bibitnya bisa dibudidayakan menjadi beberapa bibit.

Dalam waktu sebulan, katanya, setiap bibit bisa diperbanyak menjadi enam bibit baru.

"Idealnya, masing-masing rumah memiliki bibit lavendel lebih dari dua bibit," ujarnya.

Ia mengatakan, dana untuk pembelian bibit lavendel sebanyak 120 bibit tersebut, menggunakan uang kas RT dan kas PKK.

Jumlah kepala keluarga (KK) di RT 2 RW 9 tersebut, sekitar 60 KK.

Upaya warga menaman bibit lavendel tersebut diharapkan bisa ditiru oleh warga yang lain di desa tersebut guna mencegah penyebaran penyakit DBD.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, jumlah kasus DBD di kabupaten setempat kurun waktu antara Januari dan Maret 2010 mencapai seratusan kasus, dan 10 orang di antaranya meninggal dunia.
(U.KR-AN/D007/P003)