Bupati Banyuwangi ingatkan wilayahnya rawan bencana
21 Oktober 2020 17:22 WIB
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas cek kesiapan personel usai Apel Kesiapsiagaan Penangggulangan Bencana, Rabu (21/10/2020). ANTARA/HO-Pemkab Banyuwangi
Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Abdullah Azwar Anas mengingatkan semua pihak bahwa Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan wilayah yang rawan bencana, mulai dari letusan gunung api, gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan banjir.
"Dengan adanya potensi itu, maka kita harus siap siaga dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi, salah satunya bencana hidrometeorologi . Apel ini sebagai bentuk kesiapsiagaan seluruh elemen di Banyuwangi," kata Bupati Anas saat apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana hidrometeorologi di Alun-Alun Blambangan, Banyuwangi, Rabu.
Menurut ia, kerawanan bencana bertambah seiring dengan masuknya musim hujan di daerahnya yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor dan banjir di sejumlah titik di wilayah kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Baca juga: Pelajar NU Banyuwangi ikuti pelatihan tanggap bencana
Kata Anas, keberhasilan penanggulangan bencana ini tentunya bergantung pada sistem penanggulangan bencana dengan penunjang sarana dan prasarana yang mumpuni, serta koordinasi yang baik antarpemangku kepentingan lainnya dan masyarakat di wilayah rawan bencana.
"Mari kita bahu membahu terus melatih terkait dengan kesiapsiagaan demi mewujudkan budaya siaga bencana melalui rencana aksi daerah dalam pengurangan resiko bencana," ujarnya.
Apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana itu diikuti jajaran Forkopimda Banyuwangi, seperti Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifuddin, Dandim 0825/ Banyuwangi Letkol Yuli Eko Purwanto, Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Joko Setiyono, Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi Mohamad Mikroj, dan Ketua Pengadilan Negeri Banyuwangi Saiful Arif.
Baca juga: KAI: 18 titik rawan bencana jalur Pasuruan-Banyuwangi
Dandim 0825/ Banyuwangi Letkol Yuli Eko Purwanto mengatakan apel itu digelar sebagai bagian dari upaya pengecekan personel dan materil untuk menunjang kesiapsiagaan bencana di Kabupaten Banyuwangi.
"Meski bencana ini tidak kita inginkan, tetapi kita sudah siap jauh-jauh hari untuk menghadapi bencana," ujarnya.
Ia menyampaikan saat ini pihaknya telah mengindentifikasi sejumlah titik rawan bencana di Kabupaten Banyuwangi, seperti daerah pegunungan yang rawan akan bencana gunung berapi dan tanah longsor, gempa bumi dan bencana tsunami serta air rob di pesisir laut.
"Rawan bencana di Banyuwangi kompleks, mulai dari gunung berapi, gempa bumi, laut dan potensi kebakaran hutan yang terjadi tahun lalu," katanya.
Oleh karena itu, kata Dandim, untuk meningkatkan kesigapan bencana pihaknya terus melakukan simulasi kebencanaan di samping penanggulangan COVID-19 yang tetap menjadi prioritas penanganan.
"COVID-19 tetap jadi prioritas perhatian seluruh pihak di Banyuwangi, namun masalah bencana alam tetap harus kita antisipasi," ucapnya.
Baca juga: Banyuwangi ditetapkan sebagai kabupaten berkinerja terbaik
Baca juga: 11 kecamatan di Banyuwangi rawan kekeringan
"Dengan adanya potensi itu, maka kita harus siap siaga dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi, salah satunya bencana hidrometeorologi . Apel ini sebagai bentuk kesiapsiagaan seluruh elemen di Banyuwangi," kata Bupati Anas saat apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana hidrometeorologi di Alun-Alun Blambangan, Banyuwangi, Rabu.
Menurut ia, kerawanan bencana bertambah seiring dengan masuknya musim hujan di daerahnya yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti tanah longsor dan banjir di sejumlah titik di wilayah kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Baca juga: Pelajar NU Banyuwangi ikuti pelatihan tanggap bencana
Kata Anas, keberhasilan penanggulangan bencana ini tentunya bergantung pada sistem penanggulangan bencana dengan penunjang sarana dan prasarana yang mumpuni, serta koordinasi yang baik antarpemangku kepentingan lainnya dan masyarakat di wilayah rawan bencana.
"Mari kita bahu membahu terus melatih terkait dengan kesiapsiagaan demi mewujudkan budaya siaga bencana melalui rencana aksi daerah dalam pengurangan resiko bencana," ujarnya.
Apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana itu diikuti jajaran Forkopimda Banyuwangi, seperti Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifuddin, Dandim 0825/ Banyuwangi Letkol Yuli Eko Purwanto, Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Joko Setiyono, Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi Mohamad Mikroj, dan Ketua Pengadilan Negeri Banyuwangi Saiful Arif.
Baca juga: KAI: 18 titik rawan bencana jalur Pasuruan-Banyuwangi
Dandim 0825/ Banyuwangi Letkol Yuli Eko Purwanto mengatakan apel itu digelar sebagai bagian dari upaya pengecekan personel dan materil untuk menunjang kesiapsiagaan bencana di Kabupaten Banyuwangi.
"Meski bencana ini tidak kita inginkan, tetapi kita sudah siap jauh-jauh hari untuk menghadapi bencana," ujarnya.
Ia menyampaikan saat ini pihaknya telah mengindentifikasi sejumlah titik rawan bencana di Kabupaten Banyuwangi, seperti daerah pegunungan yang rawan akan bencana gunung berapi dan tanah longsor, gempa bumi dan bencana tsunami serta air rob di pesisir laut.
"Rawan bencana di Banyuwangi kompleks, mulai dari gunung berapi, gempa bumi, laut dan potensi kebakaran hutan yang terjadi tahun lalu," katanya.
Oleh karena itu, kata Dandim, untuk meningkatkan kesigapan bencana pihaknya terus melakukan simulasi kebencanaan di samping penanggulangan COVID-19 yang tetap menjadi prioritas penanganan.
"COVID-19 tetap jadi prioritas perhatian seluruh pihak di Banyuwangi, namun masalah bencana alam tetap harus kita antisipasi," ucapnya.
Baca juga: Banyuwangi ditetapkan sebagai kabupaten berkinerja terbaik
Baca juga: 11 kecamatan di Banyuwangi rawan kekeringan
Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinariyanto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: