Epidemiolog: Wisatawan harus tahu zona daerah tujuan wisata
21 Oktober 2020 14:29 WIB
Wisatawan mengunjungi Kompleks Taman Wisata Candi Keraton Ratu Boko di Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (3/7/2020). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Dr Tri Yunis mengatakan wisatawan yang ingin berlibur terlebih dahulu harus mengetahui zona daerah tujuan wisata apakah hijau, kuning, oranye atau merah sehingga bisa mengantisipasi penularan COVID-19.
"Pertama, kita harus tahu pergi ke mana. Kalau kita pergi ke kabupaten atau kota zona hijau berarti aman," kata Tri Yunis saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Dengan mengetahui zona COVID-19 suatu daerah, maka masyarakat yang ingin berlibur bisa mengantisipasi sedini mungkin dan menghindari daerah zona oranye apalagi merah.
Baca juga: Yogyakarta intensifkan pemantauan protokol kesehatan di tempat wisata
Ia menegaskan masyarakat yang tetap melakukan wisata atau berlibur ke zona oranye atau merah, maka risiko tertular COVID-19 jauh lebih tinggi meskipun hanya sebatas jalan-jalan biasa atau mengunjungi pusat perbelanjaan.
"Bahkan ke zona oranye pun kita tetap berisiko terpapar. Oleh sebab itu, sebaiknya ke zona kuning atau hijau," katanya.
Meskipun demikian, Dr Tri Yunis mengingatkan masyarakat yang ingin liburan tersebut tetap harus mematuhi protokol kesehatan misalnya memakai masker, menjaga jarak fisik termasuk rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir.
Baca juga: Tempat hiburan diminta tidak adakan acara saat cuti bersama 30 Oktober
Sementara itu, pimpinan yayasan Al-Fachriyah Habib Salim Jindan yang juga salah seorang pemateri mengatakan setiap agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia sejatinya mengajarkan tentang kebersihan dan menjaga keimanan.
Ia mengatakan agama Islam juga mengajarkan tentang kebersihan. Bahkan, sejak kecil anak-anak sudah diajarkan oleh orang tuanya untuk menjaga kebersihan misalnya cuci kaki dan menggosok gigi sebelum tidur. Bahkan, setelah bangun tidur pun harus menjaga kebersihan.
Baca juga: Khofifah: Museum dan Galeri Seni SBY-ANI dongkrak pariwisata Pacitan
"Agama Islam juga mengajarkan cara makan bahkan beradaptasi dengan lingkungan supaya mengutamakan kebersihan," katanya.
Oleh karena itu, sebagai tokoh agama, Habib Salim Jindan menyakini setiap agama melalui pemimpin masing-masing mengajarkan tentang kebersihan.
#satgascovid19 #jagajarak #pakaimasker #cucitangan
Baca juga: Epidemiolog sebut tiga faktor penentu tekan laju penularan COVID-19
"Pertama, kita harus tahu pergi ke mana. Kalau kita pergi ke kabupaten atau kota zona hijau berarti aman," kata Tri Yunis saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Dengan mengetahui zona COVID-19 suatu daerah, maka masyarakat yang ingin berlibur bisa mengantisipasi sedini mungkin dan menghindari daerah zona oranye apalagi merah.
Baca juga: Yogyakarta intensifkan pemantauan protokol kesehatan di tempat wisata
Ia menegaskan masyarakat yang tetap melakukan wisata atau berlibur ke zona oranye atau merah, maka risiko tertular COVID-19 jauh lebih tinggi meskipun hanya sebatas jalan-jalan biasa atau mengunjungi pusat perbelanjaan.
"Bahkan ke zona oranye pun kita tetap berisiko terpapar. Oleh sebab itu, sebaiknya ke zona kuning atau hijau," katanya.
Meskipun demikian, Dr Tri Yunis mengingatkan masyarakat yang ingin liburan tersebut tetap harus mematuhi protokol kesehatan misalnya memakai masker, menjaga jarak fisik termasuk rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir.
Baca juga: Tempat hiburan diminta tidak adakan acara saat cuti bersama 30 Oktober
Sementara itu, pimpinan yayasan Al-Fachriyah Habib Salim Jindan yang juga salah seorang pemateri mengatakan setiap agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia sejatinya mengajarkan tentang kebersihan dan menjaga keimanan.
Ia mengatakan agama Islam juga mengajarkan tentang kebersihan. Bahkan, sejak kecil anak-anak sudah diajarkan oleh orang tuanya untuk menjaga kebersihan misalnya cuci kaki dan menggosok gigi sebelum tidur. Bahkan, setelah bangun tidur pun harus menjaga kebersihan.
Baca juga: Khofifah: Museum dan Galeri Seni SBY-ANI dongkrak pariwisata Pacitan
"Agama Islam juga mengajarkan cara makan bahkan beradaptasi dengan lingkungan supaya mengutamakan kebersihan," katanya.
Oleh karena itu, sebagai tokoh agama, Habib Salim Jindan menyakini setiap agama melalui pemimpin masing-masing mengajarkan tentang kebersihan.
#satgascovid19 #jagajarak #pakaimasker #cucitangan
Baca juga: Epidemiolog sebut tiga faktor penentu tekan laju penularan COVID-19
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020
Tags: