Mexico City (ANTARA) - Pemerintah Meksiko akan membayar untuk menutupi semua kewajiban yang timbul jika terdapat efek samping tak terduga dari vaksin COVID-19, tetapi tidak benar-benar menyiapkan anggaran untuk melakukannya.

Meskipun sejumlah kandidat vaksin berhasil melewati berbagai tahap uji klinis, hingga kini tidak ada kepastian siapa yang menanggung tagihan jika penduduk di negara miskin jatuh sakit setelah divaksin.

"Jika kemungkinan itu muncul, dana ini dapat diperoleh dari kementerian keuangan," kata Martha Delgado, wakil menteri luar negeri yang bertanggung jawab atas tanggapan internasional Meksiko terhadap pandemi, kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

"Ada beberapa tingkat risiko dan kami harus menanggungnya," ia menambahkan dan mencatat bahwa tidak ada dana khusus yang direncanakan.

Di bawah COVAX, suatu fasilitas global vaksin COVID-19 yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 92 negara miskin memenuhi syarat untuk mengakses vaksin dengan biaya lebih rendah atau tanpa biaya hingga akhir 2021.

Meksiko percaya potensi efek samping kemungkinan akan ditemukan selama uji coba vaksin dan oleh otoritas kesehatan.

"Saya tidak percaya WHO dan seluruh jaringan asosiasinya akan meluncurkan (vaksin) dan menyediakan bagi lebih dari 100 negara sesuatu yang dipertanyakan dari sudut pandang keselamatan atau tanggung jawab," ujar Delgado.

Menurut dokumen rahasia yang ditinjau oleh Reuters dan enam orang yang mengetahui masalah tersebut, WHO telah membiarkan masalah tanggung jawab keuangan tidak terselesaikan, untuk memastikan bahwa suntikan vaksin didistribusikan secara adil.

Delgado berpendapat biaya risiko jika terjadi efek samping tidak sebanding dengan risiko jika Meksiko tidak berpartisipasi dalam kesepakatan COVAX.

Persyaratan untuk bergabung dengan COVAX sama untuk semua penandatangan, tetapi "jika Anda tidak memiliki perjanjian itu, Anda tidak memiliki COVAX, titik," kata Delgado.

Pemerintah ingin memvaksinasi hampir semua penduduk Meksiko pada akhir 2021 setelah mencapai kesepakatan dengan perusahaan farmasi Pfizer, AstraZeneca, dan CanSino, ditambah dengan COVAX.

Delgado mengharapkan dosis vaksin pertama datang dari perusahaan farmasi yang telah menjanjikan pengiriman paling awal. COVAX belum berkomitmen pada tanggal tertentu, sementara Pfizer telah menawarkan untuk mulai mengirimkan paling cepat Desember.

Delgado berharap vaksinasi dapat dimulai pada April 2021 tetapi sekarang percaya prosesnya bisa lebih cepat.

"Skenario terburuk untuk Meksiko adalah tetangga kami (Amerika Serikat) melakukan kampanye vaksinasi empat bulan sebelum Meksiko, dan ada masalah perbatasan tertutup karena di Meksiko tidak ada kampanye vaksinasi," kata Delgado.

"Kami harus menyelaraskan proses ini secara regional. Jika kami mulai menerima vaksin pada bulan Desember, mungkin kami dapat memulai kampanye vaksinasi pada bulan Januari atau Februari," ia menambahkan.


Sumber: Reuters

Baca juga: Vaksin COVID-19 Sinovac akan dimasukkan dalam program imunisasi Brazil

Baca juga: Diplomasi Indonesia untuk penuhi kebutuhan vaksin corona