Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta membangun sistem pengangkatan air yang bertenaga matahari untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Desa Giriharjo, Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Sistem pengangkatan air dengan menggunakan tenaga matahari itu mampu menyuplai 7.800 liter per hari untuk memenuhi kebutuhan 118 kepala keluarga yang belum terdistribusi air bersih," kata penggagas pembangunan sistem dan instalasi tersebut Ahmad Agus Setiawan di Yogyakarta, Kamis.

Ia mengatakan, dengan modal dana Rp250 juta hadiah dari Mondialogo Engineering Award (MEA) 2007, mahasiswa dalam Komunitas Mahasiswa Sentra Energi (Kamase) UGM itu menggunakannya untuk pembangunan fisik sistem dan instalasi pengangkatan air dengan tenaga matahari.

"Pembangunan fisik mulai dilakukan pada Juli 2008 dan selesai pada Agustus 2009. Pemilihan penggunakan teknologi matahari disebabkan Desa Giriharjo memiliki potensi sinar matahari 4,5 jam per hari," katanya.

Pemasangan panel surya tersebut, menurut dia, berada di atas bukit yang berjarak 1.400 meter dari permukiman penduduk. Panel surya yang digunakan sebanyak 12 buah dan bisa menghasilkan listrik 1.200 watt.

"Listrik yang dihasilkan panel surya tersebut untuk menghidupkan pompa submersibel yang berada dalam air untuk mengangkat air yang kemudian dialirkan ke pipa sepanjang 1.600 meter untuk mengisi enam tandon air yang tersebar di premukiman penduduk. Masing-masing tandon air berkapasitas 5.000 liter," katanya.

Ia mengatakan, pengelolaan instalasi tenaga surya dan pendistribusian air dilakukan melalui kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) program pemberdayaan masyarakat (PPM) sudah dibentuk organisasi masyarakat setempat yang diberi nama Organisasi Pengelola Air Kaligede (Opakg).

"Untuk pemeliharaan sudah dibentuk Opakg. Pembentukan organisasi itu cukup penting karena mereka harus bersama untuk mengelola semuanya," kata Ahmad yang juga dosen Fakultas Teknik UGM.


(U.B015/H008/S026)