Makassar (ANTARA News) - Salahuddin Wahid atau Gus Solah optimistis dapat terpilih sebagai Ketua Tanfidziah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), setelah timnya memantau dan melakukan survei dalam beberapa hari terkahir.
"Berdasar pantauan, akan ada dua hingga tiga orang calon yang masuk dalam bursa. Tapi nanti akan mengerucut menjadi dua saja, yakni saya sendiri dan KH Said Aqil Siraj, karena tidak mudah untuk mendapat dukungan 99 suara," katanya disela Muktamar ke-32 NU di Asrama Haji Makassar, Kamis.
Menurutnya, pencalonannya itu merupakan keinginan sejumlah kyai dari pesantren-pesantren terkemuka di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Mereka memiliki jaringan yang kuat dan para alumni pesantren tersebut kebanyakan menjadi Ketua Pengurus Cabang (PC) NU.
"Sebagian foto para kyai itu saya jadikan materi spanduk di jalan masuk menuju Asrama Haji," ujarnya.
Namun, kendati optimistis mendapat dukungan, ia tidak menyebutkan hingga saat ini berapa jumlah pasti pengurus cabang yang telah menyatakan dukungan kepada dirinya.
Menurutnya, jumlah itu masih bisa berubah, sebab dinamika pelaksanaan muktamar yang sudah memasuki hari ketiga terus bergerak. Akan banyak manuver yang dilakukan para kandidat lain untuk mendapat dukungan, sehingga, kata dia, jumlah dukungan pengurus cabang belum bisa dipastikan.
Gus Sholah menambahkan, jika terpilih memimpin NU, ia akan membuat organisasi islam tersebut menjadi kekuatan masyarakat sipil yang fokus ke hal-hal sosial, seperti pendidikan, pengembangan ekonomi kerakyatan dan kesehatan.
Politik praktis secara total akan ditinggalkan, karena jika terlibat, maka pengurus NU akan kehilangan banyak waktu untuk mengurus umat, sehingga visi NU yang tetap berada di khittah akan ditinggalkan.
"Selama ini banyak yang salah sangka, kita disuruh kembali ke khittah. Padahal siapa bilang kita pernah meninggalkan khittah" Jadi tak ada kata kembali. NU tetap berada di khittahnya," ujarnya.
(T.KR-AAT/S016/S026)
Gus Sholah Optimistis Terpilih
25 Maret 2010 17:11 WIB
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010
Tags: