Anggota DPR silaturahmi dengan mantan napiter di Solo
20 Oktober 2020 19:01 WIB
Anggota Komisi III DPR RI Eva Yuliana (dua dari kiri) didampingi Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris (paling kiri) saat menyerahkan bantuan alat usaha kepada mantan Napiter di Solo, Selasa (20/10/2020). (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Solo (ANTARA) - Anggota Komisi III DPR RI Eva Yuliana bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan silaturahmi, dan ikut mendukung usaha para mantan narapidana terorisme (Napiter) yang sudah menyatu dengan masyarakat Soloraya, untuk meningkatkan ekonominya, di Solo, Jawa Tengah, Selasa.
Pada acara kegiatan silaturahmi Anggota Komisi III DPR RI Eva Yuliana dalam masa reses 2020 salah satunya bermitra dengan BNPT tersebut bertemu dan melakukan dialog dengan mantan warga binaan kasus terorisme yang tergabung dalam Yayasan Gema Salam Soloraya.
Baca juga: BNPT: Mantan napiter berperan penting ciptakan perdamaian di daerahnya
Menurut Eva Yuliana kegiatan tersebut rangkaian salah satu masa reses silaturahmi Kebangsaan karena anggota Komisi III salah satu mitranya adalah BNPT. Dirinya bersama BNPT melakukan silaturahmi dengan mantan warga binaan kasus terorisme di Soloraya.
"Kami menyebutkan masyarakat yang pernah menjadi warga binaan kasus terorisme," kata Eva yang juga seorang politikus dari Partai NasDem itu.
Dirinya tidak menggunakan nama mantan Napiter karena saudara-saudara (mantan Napiter) ini, dan semuanya pasti mempunyai masa lalu. Yang terpenting bagi semua masa sekarang melakukan silaturahmi bekerja sama bergandengan tangan untuk mewujudkan Indonesia damai.
"Saya bersilaturahmi dengan BNPT dan saudara-saudara mantan warga binaan yang tergabung Yayasan Gema Salam. Kenapa saya pilih Gema Salam karena saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh yayasan ini, dengan segala keterbatasan yang ada," kata Eva.
Baca juga: Kepala BNPT kunjungi peternak ayam petelur mantan napi teroris di Poso
Yayasan Gema Salam yang beranggotakan mantan warga binaan itu, melakukan komunikasi secara intens dengan teman-temannya lainnya yang juga mantan warga binaan. Mereka perlu dilakukan pendampingan dan menggugah jiwanya untuk bisa bermanfaat dalam bidang ekonomi.
"Hal ini, saya sebagai anggota Komisi III DPR RI mengapresiasi di daerah pemilihannya. Karena, manfaat yang dilakukan anggota Yayasan Gema Salam ini, ternyata dirasakan betul. Banyak anggota Yayasan Gema Salam yang kemudian selesai menjalani hukuman itu, bisa melakukan aktivitas ekonominya dengan berternak, berdagang kuliner dan ada banyak usaha lainnya," kata Eva.
Hal tersebut, mereka mendapat dukungan dari Yayasan Gema Salam tidak dengan berupa finansial, tetapi diberikan semangat untuk bangkit menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi keluarga dan lingkungannya.
Pihaknya mengapresiasi Yayasan Gema Salam tersebut, ternyata melakukan komunikasi yang intens dengan pemerintah. Adanya Yayasan ini, Pemerintah juga merasa terbantu karena bisa berkomunikasi dengan kawan-kawan yang pernah menjadi warga binaan, dan kemudian bisa bangkit secara ekonomi serta menjadi jiwa yang lebih baik lagi di tengah masyarakat.'
Eva dalam kesempatan tersebut secara pribadi membantu anggota Yayasan Gema Salam berupa alat presto dan alat pembuat mie. Pihaknya berharap dengan alat ini, bisa dikembangkan usaha-usaha kuliner anggotanya.
Baca juga: Peringatan HUT Kemerdekaan di Solo undang mantan Napiter
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris menambahkan BNPT sebagai badan nasional yang bermitra dengan Komisi 3 DPR RI mengapresiasi. Karena, mereka bisa bersilaturahmi langsung dengan mitra deradikalisasi yang selama ini, menjadi binaan, pendampingan, dan pemberdayaan agar mereka kembali ke masyarakat dan menjadi warga negara Indonesia yang patuh terhadap Pancasila.
"Di Seluruh Indonesia ada sekitar 20 Yayasan yang menjadi mitra deradikalisme BNPT. Anggota yayasan ini, syaratnya harus ada surat keterangan pernah dipidana," kata Irfan Idris.
Yayasan merupakan ide mereka dan BNPT hanya memfasilitasi dengan mencarikan perizinan. Hal ini, agar masyarakat melihat mereka menyatu dan bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
20 yayasan yang tersebar di 20 Provinsi, dan Jateng ada dua yayasan yakni Gema Salam dan Persadani, sedangkan lainnya ada di Banten, Jabar, DKI Jakarta, Lampung, Palembang dan Aceh dan seluruh Indonesia lainnya.
Anggotanya tidak terbatas karena akan terus bertambah, karena setiap ada mantan warga binaan mereka dirangkul untuk bergabung menjadi anggota supaya mereka lebih bermanfaat untuk masyarakat.
Jack Harun salah satumantan Napiteryang terlibat aksi Bom Bali 1 mengatakan Yayasan Gema Salam yang berdiri di Solo, pada 2017 ini, memiliki anggota sebanyak 50 orang. Mereka sekarang usaha mandiri kebanyakan usahanya sektor peternakan baik kambing, sapi, dan ikan, sedangkan, lainnya ada usaha kuliner.
"Kami binaan BNPT dan bertemu Komisi III DPR RI ini, manfaat sangat luar biasa bagi anggotanya. Mereka diberikan semangat dan dukungan kepada para mantan warga binaan ingin berusaha meningkatkan ekonomi baik untuk keluarga maupun masyarakat," kata Jack Harun yang juga sebagai Ketua Yayasan Gema Salam Soloraya.
Baca juga: Mantan napi terorisme dilibatkan tangkal radikalisme di Lamongan
Baca juga: Mantan Napiter: Waspadai mahasiswa yang sikapnya berubah
Pada acara kegiatan silaturahmi Anggota Komisi III DPR RI Eva Yuliana dalam masa reses 2020 salah satunya bermitra dengan BNPT tersebut bertemu dan melakukan dialog dengan mantan warga binaan kasus terorisme yang tergabung dalam Yayasan Gema Salam Soloraya.
Baca juga: BNPT: Mantan napiter berperan penting ciptakan perdamaian di daerahnya
Menurut Eva Yuliana kegiatan tersebut rangkaian salah satu masa reses silaturahmi Kebangsaan karena anggota Komisi III salah satu mitranya adalah BNPT. Dirinya bersama BNPT melakukan silaturahmi dengan mantan warga binaan kasus terorisme di Soloraya.
"Kami menyebutkan masyarakat yang pernah menjadi warga binaan kasus terorisme," kata Eva yang juga seorang politikus dari Partai NasDem itu.
Dirinya tidak menggunakan nama mantan Napiter karena saudara-saudara (mantan Napiter) ini, dan semuanya pasti mempunyai masa lalu. Yang terpenting bagi semua masa sekarang melakukan silaturahmi bekerja sama bergandengan tangan untuk mewujudkan Indonesia damai.
"Saya bersilaturahmi dengan BNPT dan saudara-saudara mantan warga binaan yang tergabung Yayasan Gema Salam. Kenapa saya pilih Gema Salam karena saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh yayasan ini, dengan segala keterbatasan yang ada," kata Eva.
Baca juga: Kepala BNPT kunjungi peternak ayam petelur mantan napi teroris di Poso
Yayasan Gema Salam yang beranggotakan mantan warga binaan itu, melakukan komunikasi secara intens dengan teman-temannya lainnya yang juga mantan warga binaan. Mereka perlu dilakukan pendampingan dan menggugah jiwanya untuk bisa bermanfaat dalam bidang ekonomi.
"Hal ini, saya sebagai anggota Komisi III DPR RI mengapresiasi di daerah pemilihannya. Karena, manfaat yang dilakukan anggota Yayasan Gema Salam ini, ternyata dirasakan betul. Banyak anggota Yayasan Gema Salam yang kemudian selesai menjalani hukuman itu, bisa melakukan aktivitas ekonominya dengan berternak, berdagang kuliner dan ada banyak usaha lainnya," kata Eva.
Hal tersebut, mereka mendapat dukungan dari Yayasan Gema Salam tidak dengan berupa finansial, tetapi diberikan semangat untuk bangkit menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi keluarga dan lingkungannya.
Pihaknya mengapresiasi Yayasan Gema Salam tersebut, ternyata melakukan komunikasi yang intens dengan pemerintah. Adanya Yayasan ini, Pemerintah juga merasa terbantu karena bisa berkomunikasi dengan kawan-kawan yang pernah menjadi warga binaan, dan kemudian bisa bangkit secara ekonomi serta menjadi jiwa yang lebih baik lagi di tengah masyarakat.'
Eva dalam kesempatan tersebut secara pribadi membantu anggota Yayasan Gema Salam berupa alat presto dan alat pembuat mie. Pihaknya berharap dengan alat ini, bisa dikembangkan usaha-usaha kuliner anggotanya.
Baca juga: Peringatan HUT Kemerdekaan di Solo undang mantan Napiter
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris menambahkan BNPT sebagai badan nasional yang bermitra dengan Komisi 3 DPR RI mengapresiasi. Karena, mereka bisa bersilaturahmi langsung dengan mitra deradikalisasi yang selama ini, menjadi binaan, pendampingan, dan pemberdayaan agar mereka kembali ke masyarakat dan menjadi warga negara Indonesia yang patuh terhadap Pancasila.
"Di Seluruh Indonesia ada sekitar 20 Yayasan yang menjadi mitra deradikalisme BNPT. Anggota yayasan ini, syaratnya harus ada surat keterangan pernah dipidana," kata Irfan Idris.
Yayasan merupakan ide mereka dan BNPT hanya memfasilitasi dengan mencarikan perizinan. Hal ini, agar masyarakat melihat mereka menyatu dan bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
20 yayasan yang tersebar di 20 Provinsi, dan Jateng ada dua yayasan yakni Gema Salam dan Persadani, sedangkan lainnya ada di Banten, Jabar, DKI Jakarta, Lampung, Palembang dan Aceh dan seluruh Indonesia lainnya.
Anggotanya tidak terbatas karena akan terus bertambah, karena setiap ada mantan warga binaan mereka dirangkul untuk bergabung menjadi anggota supaya mereka lebih bermanfaat untuk masyarakat.
Jack Harun salah satumantan Napiteryang terlibat aksi Bom Bali 1 mengatakan Yayasan Gema Salam yang berdiri di Solo, pada 2017 ini, memiliki anggota sebanyak 50 orang. Mereka sekarang usaha mandiri kebanyakan usahanya sektor peternakan baik kambing, sapi, dan ikan, sedangkan, lainnya ada usaha kuliner.
"Kami binaan BNPT dan bertemu Komisi III DPR RI ini, manfaat sangat luar biasa bagi anggotanya. Mereka diberikan semangat dan dukungan kepada para mantan warga binaan ingin berusaha meningkatkan ekonomi baik untuk keluarga maupun masyarakat," kata Jack Harun yang juga sebagai Ketua Yayasan Gema Salam Soloraya.
Baca juga: Mantan napi terorisme dilibatkan tangkal radikalisme di Lamongan
Baca juga: Mantan Napiter: Waspadai mahasiswa yang sikapnya berubah
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: