Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu mengatakan akan mendorong ekspor nonmigas Indonesia ke China melalui Hongkong dengan membahas masalah kebijakan pembiayaan ekspor yang diterapkan pemerintah Hongkong.

Diskusi tersebut dilakukan saat Mendag menerima kunjungan "Financial Secretary" Hongkong, John Tsang, di kantor Kementerian Perdagangan, di Jakarta, Rabu.

Mendag mengatakan kunjungan tersebut bertujuan untuk membahas hubungan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Hong Kong dalam mempertahankan dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi masing-masing.

Selama ini, ekspor Indonesia ke Hong Kong antara lain terdiri atas benang tenun, kain tekstil dan hasilnya, olahan bahan plastik, pakaian dan perangkatnya, sepatu dan alas kaki.

Sedangkan ekspor Indonesia yang berasal dari sumber daya alam antara lain ikan, kerang-kerangan dan olahannya, kopi, teh, coklat dan rempah-rempah, kertas, kertas koran dan olahannya, serta logam yang tidak mengandung besi dan biji logam.

Disamping itu, Indonesia juta mengekspor kembali mesin listrik dan perangkatnya, telekomunikasi dan perekam suara, benang tenun, kain tekstil dan hasilnya, mesin perkantoran, hasil manufaktur lain, pakaian dan perangkatnya, yang didapat dari Hongkong.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total perdagangan Indonesia-Hong Kong pada 2008 sebesar 4,2 miliar dolar AS, naik sebesar 96,1 persen bila dibandingkan 2007 yang sebesar 2,1 miliar dolar AS.

Sedangkan pada 2009 mengalami penurunan 8,77 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 4,2 miliar dolar AS menjadi 3,8 miliar dolar AS.

Impor Indonesia dari Hong Kong pada tahun 2008 sebesar 2,3 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan sebesar 434,9 persen dibandingkan 2007 yang sebesar 442,6 juta dolar AS. Sedangkan tahun 2009 turun sebesar 28,28 persen dari 2,3 miliar dolar AS menjadi 1,7 miliar dolar AS.

Neraca perdagangan Indonesia-Hong Kong selama lima tahun terakhir (2004-2008) selalu menunjukkan posisi surplus bagi Indonesia.

Namun kondisi tersebut mulai berbalik pada 2008 dengan defisit di sisi Indonesia sebesar 558 juta dolar AS. Ekspor Indonesia ke China melalui Hongkong pada 2008 menurun sebesar 144,9 persen dibanding tahun sebelumnya yang 1,2 miliar dolar AS.

Pada 2009, Indonesia mengalami surplus kembali sebesar 413,7 juta dolar AS atau naik 174,03 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008.
(E014/R009)