Jakarta (ANTARA News) - Sebagian besar warga Jakarta yang ditanyai ANTARA News, Rabu, berharap besar pemerintah provinsi DKI Jakarta segera menyelesaikan pembangunan monorel yang disebut mereka akan bermanfaat besar untuk kotanya itu.

Mereka juga rata-rata menilai tiang-tiang pancang yang berdiri kokoh di sepanjang Jl. HR. Rasuna Said, Jakarta Selatan, telah mengurangi keindahan kota dan memberi kesan pemerintah telah membuang-buang uang.

"Tidak tahu nih pondasinya mau dibuat apa, arca kali. Dibuat monorel juga tidak jelas," kata Agus Anwar (30), yang dihampiri ANTARA saat menunggu bus di Halte GOR Sumantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan.

Karyawan yang bekerja di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, ini menyetujui monorel harus dibangun demi mengurangi kemacetan di Jakarta dan mengaku menyayangkan kalau Monorel hanya berhenti di tingkat fondasi saja.

"Kalau sepanjang jalan ini pondasi doang kan tidak enak dipandang," sebut Agus.

Hal senada diutarakan Rendy TS (22), penjaga halte busway GOR Sumantri. Dia mengaku senang jika ada jarul monorel di Jakarta karena itu pasti mengurangi kemacetan tetapi dia juga mengkhawatirkan penataannya.

"Baguslah, nanti bisa balapan sama busway, tetapi bentuk bangunannya bagaimana ya, supaya tidak menggangu jembatan penyeberangan, karena sama-sama (busway dan monorel) di atas," katanya.

Rendy mengharapkaan proyek itu dilanjutkan karena jika tidak sia-sialah dana yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Pondasi-pondasi monorel itu memang tidak menggangu lalu lintas, tapi jelas mengurangi keindahan salah satu kawasan bisnis dan perkantoran elite di Jakarta itu.

"Lanjutkan sajalah, sayang uang-uang dibuang. Dari lalu lintas sih tidak ada gangguan, tapi kalau pondasi saja tidak enak dilihat," harap Rendy.

Selepas mengikuti sebuah seminar, Chandra Kusuma (28), pegawai Kementerian Keuangan, menyampaikan permintaan serupa itu dengan menganjurkan pemerintah provinsi Jakarta segera melanjutkan pembangunan monorel karena mempermudah akses transportasi dan belanja.

"Ya penting dong, apalagi jika ditempatkan di pusat-pusat area bisnis perbelanjaan dan pertokoan seperti Kuningan dan Sudirman," tuturnya.

Pendapatnya diamini Fatma Citra (20), mahasiswi Universitas Bakrie jurusan Manajemen, yang berharap monorel Jakarta segera direalisasi.

"Kalau pondasinya saja kerja pemprov terkesan tidak serius, hanya perencanaan saja" katanya.

Suara berbeda disampaikan Rama (24), seorang event organiser, yang menyebut Jakarta tidak terlalu membutuhkan monorel karena telah banyak memakan waktu.

"Mendingan tidak ada saja monorelnya daripada setengah-setengah pembangunannya. Buang-buang uang, mendingan uangnya buat keperluan yang lain lagipula seandainya terwujud bagaimana nasib bis-bis kota. Pasti omsetnya berkurang," katanya.

Ada juga warga yang tampaknya tidak tahu fungsi beton-beton raksasa itu. Bustomi (29), satpam Jakarta Festival misalnya, mengaku tak tahu menahu monorel.

"Saya tidak tahu buat apa itu, sebelum saya bekerja di sini enam bulan yang lalu pun tiang-tiang itu sudah ada kok," kata Bustomi. (*)

reporter : adam rizal
editor : jafar sidik