Jakarta, 24/3 (ANTARA) - Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, meminta pejabat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memikirkan munculnya budaya negatif dari suporter.

"PSSI harus mencari solusinya terhadap timbulnya budaya negatif suporter dengan melakukan pembinaan melibatkan pendukung tim sepakbola," kata Boy di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu.

Boy mengatakan, PSSI sebagai induk organisasi persepakbolaan di Indonesia harus mencermati fenomena negatif suporter yang sering bertindak anarkis dan brutal ketika menyaksikan pertandingan tim kesayangannya.

Ia menjelaskan, PSSI bisa mengambil kebijakan dengan membentuk koordinator wilayah (korwil) untuk pembinaan suporter tim sepakbola.

"Pembinaan itu bisa melibatkan tokoh masyarakat," ujar Boy.

Boy menyatakan, PSSI harus menerima kritikan itu agar budaya negatif suporter bisa hilang sejalan dengan prestasi tim sepakbola Indonesia yang membanggakan.

Perwira menengah kepolisian itu mengungkapkan, fenomena yang terjadi saat ini, perkembangan industri sepakbola di Indonesia tidak sejalan etika maupun tindakan suporter untuk mendukung tim kesayangannya.

Pernyataan Boy itu terkait dengan banyaknya suporter tim sepakbola yang bertindak anarkis bahkan terjadi bentrokan antarpendukung saat tim kesayangannya berlaga di lapangan.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya merazia ribuan suporter Persija (The Jack Mania) yang diduga membawa senjata tajam dan narkoba saat pertandingan Persija melawan Persipura, beberapa waktu lalu.

Penyidik menahan enam orang tersangka dari kubu "The Jack Mania" yang diduga membawa berbagai macam senjata tajam, sedangkan sembilan anak di bawah usia mendapatkan pembinaan dan dikembalikan kepada orangtuanya.
(T.T014/A041/P003)