Anti Hoax
Tidak ada pedemo yang positif COVID-19? Cek faktanya
19 Oktober 2020 22:22 WIB
Massa aksi yang tergabung dalam Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SMRI) melakukan aksi teatrikal saat berunjuk rasa menolak Undang-Undang Cipta Kerja di kawasan Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (16/10/2020). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.
Jakarta (ANTARA/JACX) - Tidak ada pedemo yang menolak RUU Cipta Kerja terinfeksi COVID-19, demikian sebuah unggahan yang ramai dibicarakan warganet di media sosial.
Berikut narasi yang diunggah salah satu akun media sosial:
"HAMPIR 1TAHUN KITA DI DIBODOHI... TERNYATA SUDAH 10 HARI PENDEMO tidak ada yang kena COVID 19".
Sementara, terdapat pula akun lain yang menunggah narasi serupa, seperti berikut ini:
"corona adalah tipuan semata buktinya banyak pendemo tpi gua gk pernah dnger tuh pendemo kena corona iya kan".
Namun, benarkah tidak ada pedemo yang positif COVID-19?
Penjelasan:
Berdasarkan penelusuran ANTARA, kabar bahwa tidak pedemo yang tidak positif terinfeksi COVID-19 adalah kabar yang salah. Dalam berbagai aksi unjuk rasa menolak RUU Cipta Kerja di berbagai daerah, pada 6-9 Oktober, telah ditemukan beberapa pedemo yang terbukti postif tertular COVID-19.
Misalnya, pada aksi unjuk rasa Rabu (7/10), Polda Metro Jaya yang mengamankan 200 pemuda telah menumukan 12 pemuda terindikasi reaktif COVID-19 setelah dilakukan tes cepat.
Pada Kamis (8/10), Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Audie Latuheru mengatakan ada seorang pedemo yang terjaring di kawasan lampu merah Tomang, Jakarta Barat, terindikasi COVID-19 berdasarkan hasil tes usap (swab) yang dilakukan oleh polisi.
Pada hari yang sama, ditemukan pula tiga pendemo yang reaktif di Medan setelah dilakukan tes cepat. Kemudian pada Sabtu (10/10), ditemukan dua pendemo positif COVID-19 di Pontianak.
Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai aksi demonstrasi yang terjadi di sejumlah daerah dapat memunculkan klaster baru sehingga memicu lonjakan kasus positif COVID-19 di Tanah Air.
Klaim : Tidak ada pedemo yang positif COVID-19
Rating: Hoaks
Cek fakta: WHO keluarkan daftar perilaku yang merusak otak?
Cek fakta: Vaksin COVID-19 di Brazil hanya Rp28 ribu? Cek faktanya!
Berikut narasi yang diunggah salah satu akun media sosial:
"HAMPIR 1TAHUN KITA DI DIBODOHI... TERNYATA SUDAH 10 HARI PENDEMO tidak ada yang kena COVID 19".
Sementara, terdapat pula akun lain yang menunggah narasi serupa, seperti berikut ini:
"corona adalah tipuan semata buktinya banyak pendemo tpi gua gk pernah dnger tuh pendemo kena corona iya kan".
Namun, benarkah tidak ada pedemo yang positif COVID-19?
Penjelasan:
Berdasarkan penelusuran ANTARA, kabar bahwa tidak pedemo yang tidak positif terinfeksi COVID-19 adalah kabar yang salah. Dalam berbagai aksi unjuk rasa menolak RUU Cipta Kerja di berbagai daerah, pada 6-9 Oktober, telah ditemukan beberapa pedemo yang terbukti postif tertular COVID-19.
Misalnya, pada aksi unjuk rasa Rabu (7/10), Polda Metro Jaya yang mengamankan 200 pemuda telah menumukan 12 pemuda terindikasi reaktif COVID-19 setelah dilakukan tes cepat.
Pada Kamis (8/10), Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Audie Latuheru mengatakan ada seorang pedemo yang terjaring di kawasan lampu merah Tomang, Jakarta Barat, terindikasi COVID-19 berdasarkan hasil tes usap (swab) yang dilakukan oleh polisi.
Pada hari yang sama, ditemukan pula tiga pendemo yang reaktif di Medan setelah dilakukan tes cepat. Kemudian pada Sabtu (10/10), ditemukan dua pendemo positif COVID-19 di Pontianak.
Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai aksi demonstrasi yang terjadi di sejumlah daerah dapat memunculkan klaster baru sehingga memicu lonjakan kasus positif COVID-19 di Tanah Air.
Klaim : Tidak ada pedemo yang positif COVID-19
Rating: Hoaks
Cek fakta: WHO keluarkan daftar perilaku yang merusak otak?
Cek fakta: Vaksin COVID-19 di Brazil hanya Rp28 ribu? Cek faktanya!
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: