Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi X DPR-RI, Utut Adianto, mengatakan Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) 2010 harus dijadikan ajang mencari solusi dengan lebih fokus dalam pencapaian prestasi sepak bola Tanah Air.

"Terlalu jauh kalau kita bicara prestasi dunia di KSN. Untuk mencapai itu butuh tahapan dan waktu yang panjang. Sasaran utama KSN harus lebih mengutamakan menjadikan timnas Indonesia mampu merebut gelar juara pada saat menjadi tuan rumah SEA Games 2011," kata Utut kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Menurut Utut, KSN bukanlah mencari "kambing hitam" tetapi upaya mengangkat prestasi sepak bola Indonesia.

Ia berharap peserta KSN yang berlangsung di Malang, akhir Maret ini, bisa merespon gundah gulana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang melihat prestasi sepak bola Indonesia menurun.

"Presiden boleh dibilang gundah gulana atas prestasi sepak bola Indonesia yang sudah tidak pernah lagi mampu merebut gelar juara setelah SEA Games Manila 1991. Jadi, peserta KSN harus bisa meresponnya dengan positif," katanya.

Ia menilai penurunan prestasi bukan hanya dialami sepak bola tetapi seluruh cabang olahraga, termasuk, bulutangkis yang selama ini diandalkan di multi event seperti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade maupun single event, Piala Sudirman, Thomas Cup, Uber Cup dan All England.

"Bukan hanya sepak bola yang mengalami penurunan prestasi, namun bulutangkis juga mengalami hal yang sama. Dulu, kita melalui cabang bulutangkis bisa membawa pulang empat sampai lima gelar dari cabang bulutangkis yang mengikuti single event internasional tetapi sekarang sudah tidak lagi. Itu kan namanya mengalami penurunan prestasi," katanya.

Disinggung apa masukan untuk membangun sepak bola Indonesia, menurut dia, pembenahan organisasi secara menyeluruh baik masalah perwasitan maupun pemilihan pemain timnas serta menentukan ke arah mana kiblat sepak bola Indonesia dan harus disesuaikan dengan karakter bangsa.

"Selama ini kan kita menggunakan pelatih dari berbagai negara. Namun, tidak ada satu pun yang dijadikan patokan," katanya.

Soal pergantian Nurdin Halid, menurut Utut, dirinya bukan membela Nurdin Halid. "Bagi saya yang menyebutkan itu tidak mengerti sepak bola. Siapa pun yang menggantikan Nurdin Halid tak akan bisa membawa sepak bola Indonesia berprestasi dalam waktu lima tahun. Kan, tadi saya sudah katakan prestasi itu tidak bisa diraih secara instant dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait termasuk pemerintah," katanya.

"Selama kita bukan pekerja keras, selama kita sering menyalahkan orang lain, selama kita tidak pernah menginstrospeksi diri, selama kita tidak mau tahu dengan kelemahan, selama hanya mau cerita masa lampau dan tidak mau berangkat ke masa kini. Selama itu itu pula kita tidak akan pernah maju," kata Utut yang juga menyatakan masalah suporter juga patut diberikan perhatian khusus. (T009/K004)