Jakarta (ANTARA News) - Mahri Tahar (36), wirausahawan yang bekerja di daerah Roxy, memilih Transjakarta sebagai sarana transportasinya karena perjalanan menjadi cepat. Tapi akhir-akhir ini dia mengeluh karena antrian penumpang busway di halte-halte selalu penuh dan panjang dengan ruangan halte panas.

"Aduh panas banget, udah gitu mesti ngantri lagi. Mungkin kipas anginnya perlu ditambah nih," katanya ketika menunggu transfer antar koridor di Harmoni Central Busway (HCB), Jakarta Pusat, Selasa.

Kesan sama diungkapkan oleh Ari Sadin (20), mahasiswa Universitas Moestopo Beragama semester dua. Setiap hari, Ari menggunakan busway untuk mencapai kampusnnya.

"Sepertinya busway harus ditambah lagi deh, biar tidak capek-capek ngantri," katanya di tengah antrian panjang menuju Blok M, Jakarta Selatan.

Setiap hari, terutama pada jam masuk dan keluar kantor, Ari selalu melalui semua halte busway yang kerap penuh memanjang, dan tak jarang mesti berebut masuk saling dorong begitu bus berhenti di halte.

Kesan tak jauh berbeda disampaikan oleh Utami (31), penjaga alat tulis kantor di Gramedia Mangga Besar, Jakarta Pusat. Dia bahkan sudah biasa menungggu datangnya bus hingga 15 menit.

"Dari halte busway Lebak Bulus, saya lama sekali nunggu busway. Jadi, ketika mau berangkat kerja harus lebih awal," katanya.

Busway kini menjadi pilihan jutaan warga Jakarta karena harganya ekonomis dan tidak berhenti sembarangan berhenti seperti umumnya kendaraan umum di Indonesia. Namun, kutip sejumlah penumpang, halte-halte itu tidak menyediakan peturasan (wc).

"Saya pernah membawa anak kecil yang kebelet mau buang air kecil berhubung tidak ada kamar kecil. Saya harus membawa anak kecil itu ke jalan lewat jembatan penyeberangan busway, nyebrang dulu baru menemukan kamar kecil," kata Utami.

Armada yang masih terbatas membuat bus selalu penuh sehingga mengurangi kenyamanan penumpang. Kesan ini salah satunya dialami oleh Puspa Sari (21).

Puspa mengaku sering kesal karena harus memakai bus yang penuh sesak di saat jam sibuk. "Aduh kalau penuh dan sesak, tidak jauh berbeda panasnya dengan bis kota biasa," katanya.

Sebagian besar pengguna busway mengeluhkan seringnya bus terlambat, sementara antrian penumpang terus memanjang.

"Keterlambatan busway yang membuat antrian menjadi panjang karena minimnya tempat pengisian bahan bakar gas sehingga waktu busway habis ditempat pengisian," kata Arthur Alfa (30), pengawas busway koridor 1 HCB.

Arthur juga mengungkapkan, bahwa sebenarnya halte besar dilengkapi kamar kecil, hanya saja kuncinya dipegang oleh petugas halte.

"Jadi jika ada penumpang yang ingin menggunakan kamar mandi silakan pinjam kuncinya di kasir busway HCB," katanya.

Arthur juga mewanti-wanti penumpang untuk melapor ke petugas pengamanan busway yang menjaga pintu busway, jika menemukan ada masalah.

"Jika ada wanita tua atau ibu hamil tidak dapat tempat duduk ketika bis penuh, mereka pasti diprioritaskan. Silakan hubungi petugas pengaman busway, mereka akan mencarikan tempat duduknya," katanya.

Sementara itu, Asisten Manajer Hubungan Masyarakat Transjakarta Busway, Yulianita Evta, menjamin mulai awal April ini pengguna bus Transjakarta akan lebih nyaman lagi menggunakan bus dengan tidak berlama-lama menunggu, menyusul akan tuntasnya Standar Pelayanan Minimum (SPM).

"SPM akan mengatur perjalanan busway lebih lancar dan akan rampung awal April tahun ini. Waktu tunggu busway nanti hanya satu hingga dua menit," tegas Yulianita.

Dia mengungkapkan, tahun ini Transjakarta akan membuka dua koridor baru, yaitu koridor 9 rute Pinang Ranti - Pluit dan koridor 10 Cililitan - Tanjung Priok dengan tambahan armada 135 bus. (*)

editor : jafar sidik