Anak Muda China Menyesal Google Hengkang
23 Maret 2010 21:16 WIB
Seorang wanita berdiri di depan gedung kantor pusat Google di Beijing Cina, (23/3). Google Inc telah memindahkan layanan Internet dari Cina ke Hong Kong dalam upaya menyelesaikan perbedaan-perbedaan sekaligus menjaga pasar internet terbesar di dunia. (REUTERS/Jason Lee)
Beijing (ANTARA News) - Para profesional muda China, yang bekerja di pusat teknologi informasi (TI) di Beijing, China, Selasa mengaku merasa marah, menyesal, dan kaget atas keputusan Google menutup lamannya di China daratan dan mengalihkannya ke Hongkong.
Pemerintah China kehilangan kesempatan untuk memperingatkan Google bahwa penolakannya untuk tetap melakukan sensor telah melukai Partai Komunis China, membahayakan kebebasan dari 384 pengguna Internet di China.
Tetapi bagi kebanyakan kaum terpelaar China, terutama kaum muda, Google telah menjadi laman yang paling dicintai, walaupun mesin pencari lokal, Baidu Inc. mendominasi pasar domestik.
Banyak yang cemas dengan kepindahan Google maka produk-produk layanan Google lain seperti layanan surat elektroniknya dan buku digital akan hilang.
"Ini keputusan yang patut disesali," kata Chen Wen (28) yang bekerja di bidang keuangan di salah satu daerah IT Zhongguancun, markas Google berdiri.
"Ini di luar perkiraan. Pemerintah tidak akan pernah berkompromi soal penyaringan. China membutuhkan perusahaan itu. Sebuah kehilangan besar bagi negara ini," ia menambahkan ketika melewati kantor Google.
Google telah mengancam akan meninggalkan China pada 12 Januari jika masih diharuskan menyensor laman Google.cn mereka.
Senin (22/3) Google memutuskan mengalihkan para penggunanya ke laman google.com.hk, yang berbasis di Hongkong, membiarkan China mengatasi urusan sensor sendirian.
You Chuanbo (25) mengatakan ia meramalkan hasil yang buruk akibat penghentian sensor oleh Google.
"Itu tidak akan berlangsung lama. Pemerintah pada akhirnya akan memblokir semua akses ke Google," tambah You yang bekerja untuk perusahaan komputer dan biasa menggunakan google dan Baidu.
Di kantor Google tampak tirai-tirai menutup sebagian besar jendela dan para pekerja kelihatannya bergegas melewati hadangan wartawan tanpa mengeluarkan komentar.
Beberapa pekerja mengintip dari balik tirai dan mengambil gambar dari beberpa wartawan yang berkumpul.
Seorang pria berjalan ke arah gedung itu dan meletakan bunga di lambang Google di depan kantor itu sembari berkata,
"Saya sangat sedih," sambil berlalu tanpa menyebutkan identitasnya sama sekali.
Beberapa orang yang melintas berhenti untuk mengabadikan gambar kantor itu menggunakan kamera dari telepon seluler mereka.
"Saya biasa menggunakan Google dalam bahasa Inggris," ungkap Wang Fei, seorang insinyur TI.
"Saya membutuhkannya untuk pekerjaan saya dan saya cemas dengan apa yang akan terjadi," ia melanjutkan.
Reaksi di Internet semakin intens dan sebenarnya telah dimulai sejak google berencana meninggalkan China dua bulan lalu.
"Hongkong juga bagian dari China. Cepatlah dan tinggalkan China sama sekali!" tulis salah seorang pembaca di laman surat kabar Glabal Times (www.huanqiu.com).
Sebagian lagi memuji perusahaan itu atau juga merayakan kepergiaanya sebagai peringatan besar dalam perang melawan kontrol pemerintah.
"Pengguna (netizens) China mengucapkan selamat pada Google. Anda sangat berani," tulis Tingting, seorang blogger pada portal populer China, sina.com.cn.
Blogger lain, Peng Deng, mengatakan pada akhirnya pemerintah akan kalah dalam perangnya mengusung sensor.
"(dalam) Online semuanya mungkin. Tidak mungkin peretas pemerintah bisa memblok teknologi dari jutaan pengguna (Internet)," tulis Peng lantang.
(ANT/S026)
Pemerintah China kehilangan kesempatan untuk memperingatkan Google bahwa penolakannya untuk tetap melakukan sensor telah melukai Partai Komunis China, membahayakan kebebasan dari 384 pengguna Internet di China.
Tetapi bagi kebanyakan kaum terpelaar China, terutama kaum muda, Google telah menjadi laman yang paling dicintai, walaupun mesin pencari lokal, Baidu Inc. mendominasi pasar domestik.
Banyak yang cemas dengan kepindahan Google maka produk-produk layanan Google lain seperti layanan surat elektroniknya dan buku digital akan hilang.
"Ini keputusan yang patut disesali," kata Chen Wen (28) yang bekerja di bidang keuangan di salah satu daerah IT Zhongguancun, markas Google berdiri.
"Ini di luar perkiraan. Pemerintah tidak akan pernah berkompromi soal penyaringan. China membutuhkan perusahaan itu. Sebuah kehilangan besar bagi negara ini," ia menambahkan ketika melewati kantor Google.
Google telah mengancam akan meninggalkan China pada 12 Januari jika masih diharuskan menyensor laman Google.cn mereka.
Senin (22/3) Google memutuskan mengalihkan para penggunanya ke laman google.com.hk, yang berbasis di Hongkong, membiarkan China mengatasi urusan sensor sendirian.
You Chuanbo (25) mengatakan ia meramalkan hasil yang buruk akibat penghentian sensor oleh Google.
"Itu tidak akan berlangsung lama. Pemerintah pada akhirnya akan memblokir semua akses ke Google," tambah You yang bekerja untuk perusahaan komputer dan biasa menggunakan google dan Baidu.
Di kantor Google tampak tirai-tirai menutup sebagian besar jendela dan para pekerja kelihatannya bergegas melewati hadangan wartawan tanpa mengeluarkan komentar.
Beberapa pekerja mengintip dari balik tirai dan mengambil gambar dari beberpa wartawan yang berkumpul.
Seorang pria berjalan ke arah gedung itu dan meletakan bunga di lambang Google di depan kantor itu sembari berkata,
"Saya sangat sedih," sambil berlalu tanpa menyebutkan identitasnya sama sekali.
Beberapa orang yang melintas berhenti untuk mengabadikan gambar kantor itu menggunakan kamera dari telepon seluler mereka.
"Saya biasa menggunakan Google dalam bahasa Inggris," ungkap Wang Fei, seorang insinyur TI.
"Saya membutuhkannya untuk pekerjaan saya dan saya cemas dengan apa yang akan terjadi," ia melanjutkan.
Reaksi di Internet semakin intens dan sebenarnya telah dimulai sejak google berencana meninggalkan China dua bulan lalu.
"Hongkong juga bagian dari China. Cepatlah dan tinggalkan China sama sekali!" tulis salah seorang pembaca di laman surat kabar Glabal Times (www.huanqiu.com).
Sebagian lagi memuji perusahaan itu atau juga merayakan kepergiaanya sebagai peringatan besar dalam perang melawan kontrol pemerintah.
"Pengguna (netizens) China mengucapkan selamat pada Google. Anda sangat berani," tulis Tingting, seorang blogger pada portal populer China, sina.com.cn.
Blogger lain, Peng Deng, mengatakan pada akhirnya pemerintah akan kalah dalam perangnya mengusung sensor.
"(dalam) Online semuanya mungkin. Tidak mungkin peretas pemerintah bisa memblok teknologi dari jutaan pengguna (Internet)," tulis Peng lantang.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010
Tags: