Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada pada awal pekan ditutup melemah di tengah harapan pasar atas lolosnya paket stimulus lanjutan di Amerika Serikat (AS).

Rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.708 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.698 per dolar AS.

"Dari eksternal, pergerakan rupiah dipengaruhi ekspektasi Kongres AS meloloskan langkah-langkah stimulus terbaru sebelum pemilihan presiden 3 November mendatang," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.

Baca juga: Dolar AS melemah atas 6 mata uang utama, tertekan kebangkitan virus

Ketua DPR AS Nancy Pelosi telah menetapkan tenggat waktu Selasa (20/10) bagi Kongres untuk mengesahkan langkah-langkah tersebut dan optimistis tenggat itu dapat dipenuhi. Presiden AS Donald Trump juga telah memperbarui tawaran untuk menaikkan besaran paket stimulus.

Sementara itu China melaporkan pertumbuhan PDB yang lebih kecil dari perkiraan untuk kuartal ketiga, yaitu 4,9 persen. Namun produksi industri Negeri Tirai Bambu tumbuh 6,9 persen dan penjualan ritel tumbuh 3,3 persen. Sedangkan tingkat pengangguran 5,4 persen, turun dari kuartal sebelumnya 5,6 persen.

Baca juga: Harga emas amblas 2,5 dolar, saat harapan stimulus AS memudar

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.670 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.670 per dolar AS hingga Rp14.725 per dolar AS.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.741 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.766 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah diprediksi stagnan hari ini, seiring memudarnya stimulus AS