Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Ekonomi IPB University Hermanto Siregar mengatakan pertumbuhan ekonomi minus atau resesi agar diatasi dari sumber atau akar penyebabnya yaitu pandemi COVID-19.

"Agar pengambil kebijakan lebih mengutamakan sumber daya yang dimiliki untuk terlebih dulu mengendalikan COVID-19. Sebab, selama virus ganas ini masih menyebar tak terkendali, ketidakpastian bisnis dan ekonomi masih besar," kata Hermanto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan kendala COVID-19 membuat investor enggan menanamkan modalnya di Indonesia. Bahkan investor domestik ada kecenderungan menyimpan dana yang dimilikinya.

Oleh sebab itu, kata dia, sangat penting bagi pemerintah untuk menerapkan program pemulihan ekonomi nasional untuk menjaga agar perekonomian masih tetap bergerak.

Menurut dia, dalam menghadapi resesi ekonomi perlu mendorong petani untuk menjalankan usahanya, menghasilkan berbagai komoditas pangan dan hal terkait lainnya. Dengan begitu, kebutuhan pangan penduduk terpenuhi.

"Dalam situasi resesi yang khususnya disebabkan pandemi COVID-19 saat ini, mengimpor, misalnya pangan, menjadi tidak semudah dalam situasi normal. Oleh sebab itu, pemerintah harus mendukung petani agar meningkatkan kegiatan budidaya tanaman pangan," katanya.

Upaya pemerintah memperhatikan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) adalah baik. Tetapi bagaimanapun penyedia komoditas pangan bagi masyarakat adalah petani sehingga golongan ini juga perlu mendapatkan bantuan pendanaan.

"Berikan juga Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada para petani yang tidak mampu. Atau bantuan lain seperti bantuan sarana produksi pertanian (saprotan) untuk meningkatkan kinerja usaha taninya," katanya.

Hermanto mengatakan mendorong petani meningkatkan produksinya tidak hanya memperkuat ketahanan pangan tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia agar keluar dari minus.

Baca juga: IPB-KRKP inisiasi gerakan bantu petani saat pandemi

Baca juga: Guru Besar Ekonomi IPB ungkap cara cegah resesi di Indonesia

Baca juga: Dosen IPB kembangkan konsep data desa presisi untuk pembangunan desa


Pemerintah, kata dia, harus memberikan BLT kepada siapa saja yang terkategori miskin atau kehilangan pekerjaan.

"Dengan BLT, mereka menjadi terpenuhi kebutuhan pokoknya walaupun pas-pasan dengan cara membelanjakan BLT yang diterimanya. Belanja tersebut menjadi pendapatan bagi warung, UMKM dan lain-lain. Maknanya, ekonomi menjadi tetap bergerak," kata dia.

Guru Besar IPB University juga mendorong pemerintah agar menjaga kesehatan perbankan untuk kebutuhan bisnis UMKM dan petani yang berkelanjutan. Jika sektor tersebut tumbuh maka dengan sendirinya ekonomi nasional akan mengalami akselerasi.

"Kita sebagai rumah tangga yang masih memiliki daya beli, utamakanlah membeli barang-barang yang dihasilkan oleh rumah tangga atau usaha mikro kecil di sekitar kita. Jangan malah meningkatkan tabungan. Tingkatkan belanja dan berbagilah, agar tetangga yang tidak mampu bisa tertopang kebutuhannya. Hal ini juga Insya Allah akan mendatangkan keberkahan, " katanya.

Penting juga, kata dia, bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan dan menjaga protokol kesehatan agar terhindar dari COVID-19. Meskipun tidak seleluasa saat normal, tetaplah bekerja dan jaga bahkan tingkatkan produktivitas atau kinerja. Lalu, kita sukseskan program pemerintah, terutama yang nyata-nyata berpihak kepada UMKM dan petani.

"Terakhir, perbanyak berdoa, agar Allah SWT menolong kita semua dan negara ini keluar dari resesi dan kesulitan lainnya," kata dia.

Baca juga: Saatnya inovasi kampus berkolaborasi dengan industri, kata Rektor IPB

Baca juga: Pakar: Hutan sumber ketahanan dan penyediaan pangan