Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong kajian observasi laut secara mendalam sebagai upaya mengembangkan fondasi yang merupakan kunci dari pemanfaatan sektor kelautan dan perikanan di Tanah Air.

"Tahapannya (observasi laut), dimulai dari mengetahui, lalu memperdalam dan mengembangkan sebuah metodologi untuk observasi, serta membuat modeling," kata Kepala Badan Riset dan SDM KKP Sjarief Widjaja dalam siaran pers di Jakarta, Senin.

Menurut Sjarief Widjaja, dengan penerapan konsep tersebut maka apa yang terjadi dalam fenomena alam laut dapat lebih disederhanakan.

Ia mencontohkan dengan membuat model hidrodinamis maka dapat disingkap mengenai karakteristik gelombang laut dan dampaknya terhadap kehidupan manusia yang tinggal di sekitar pesisir pantai.

"Demikian juga dengan hal-hal lain, misalnya arus dan sebagainya," ujarnya.

KKP, masih menurut dia, juga ingin melakukan pendalaman lebih kompleks seperti apa yang terjadi antara arus, gelombang, angin, dan faktor lainnya yang interaksi selanjutnya akan membuat suatu model dinamis yang lebih kompleks.

Karena lebih kompleks, lanjut Sjarief, maka dibutuhkan tools, modelling simulation, computer modelling, dan alat lainnya.

"Setelah kita tahu semuanya, baru kita membuat marine resources management. Key word-nya adalah itu. Marine resources management itu selalu berbasis kepada hasil sebuah observasi. Baru kita tahu bagaimana mengelola lingkungan laut, dan sebagainya," ucap Sjarief.

Ia mencontohkan terkait tsunami, perlu dilakukan upaya upaya manajemen kelautan preventif untuk menyelamatkan masyarakat pesisir.

Untuk itu, ujar dia, hasil riset KKP diharapkan tidak terlalu lama dalam bentuk level of know how (pengetahuan), tetapi harus segera ditransformasikan menjadi sebuah rencana aktif, untuk membantu manajemen preventif kebencanaan di masyarakat.

"Intinya ke sana, jadi tidak berhenti sampai know how, tetapi sampai kepada pemanfaatan bagi masyarakat," ucap Sjarief.