Pelaku pasar "wait and see", IHSG Senin diprediksi bergerak datar
19 Oktober 2020 09:43 WIB
Petugas keamanan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi diprediksi bergerak datar seiring aksi "wait and see" oleh para pelaku pasar.
IHSG dibuka menguat 13,34 poin atau 0,26 persen ke posisi 5.116,76. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,13 poin atau 0,53 persen ke posisi 787,58.
"IHSG hari ini kami perkirakan cenderung bergerak flat dan investor masih akan melakukan wait and see," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam laporannya di Jakarta, Senin.
Dari pasar AS, akhir pekan lalu secara harian bergerak variatif. Pergerakan tersebut merefleksikan perkembangan stimulus fiskal dari AS yang saat ini masih terhenti pembahasannya.
Untuk pasar AS diperkirakan masih akan cenderung bergerak flat dan investor masih akan "wait and see" terhadap pemilu AS pada 3 November 2020 mendatang dan perkembangan vaksin COVID-19.
Dari perkembangan vaksin, ada sentimen positif dari Pfizer Inc yang berencana untuk mengajukan izin edarnya di AS pada awal November. Namun, beberapa perusahaan dikabarkan menghentikan uji coba pengobatan tahap akhir vaksinnya seperti Eli Lilly dan Johnson & Johnson yang menghentikan uji cobanya dengan alasan efek samping yang belum bisa dijelaskan secara medis.
Di Indonesia sendiri perkembangan kasus harian COVID-19 terlihat sudah mulai melandai dengan penambahan 4.105 kasus pada Minggu dari hari sebelumny 4.301 kasus.
Namun jumlah penambahan kasus COVID-19 itu nampaknya belum merefleksikan klaster perumahan dari aksi demo omnibus law. Saat ini akumulasi terkonfirmasi berjumlah 361.867 kasus dengan 64.032 kasus aktif atau 17,7 persen dari terkonfirmasi.
Hari Jumat lalu IHSG bergerak flat namun secara mingguan ditutup menguat. Hal itu seiring dengan sentimen positif yang berasal dari dalam negeri yaitu sentimen dari UU Cipta Kerja, merger bank syariah milik BUMN dan rencana pembuatan pabrik baterai. Untuk pekan ini nampaknya sentimen penggerak pasar masih cenderung sama dengan sentimen pekan lalu.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 285,16 poin atau 1,22 persen ke 23.695,79, indeks Hang Seng naik 384,2 poin atau 1,58 persen ke 24.770,99, dan indeks Straits Times meningkat 12,96 atau 0,51 ke 2.545,98
IHSG dibuka menguat 13,34 poin atau 0,26 persen ke posisi 5.116,76. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,13 poin atau 0,53 persen ke posisi 787,58.
"IHSG hari ini kami perkirakan cenderung bergerak flat dan investor masih akan melakukan wait and see," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam laporannya di Jakarta, Senin.
Dari pasar AS, akhir pekan lalu secara harian bergerak variatif. Pergerakan tersebut merefleksikan perkembangan stimulus fiskal dari AS yang saat ini masih terhenti pembahasannya.
Untuk pasar AS diperkirakan masih akan cenderung bergerak flat dan investor masih akan "wait and see" terhadap pemilu AS pada 3 November 2020 mendatang dan perkembangan vaksin COVID-19.
Dari perkembangan vaksin, ada sentimen positif dari Pfizer Inc yang berencana untuk mengajukan izin edarnya di AS pada awal November. Namun, beberapa perusahaan dikabarkan menghentikan uji coba pengobatan tahap akhir vaksinnya seperti Eli Lilly dan Johnson & Johnson yang menghentikan uji cobanya dengan alasan efek samping yang belum bisa dijelaskan secara medis.
Di Indonesia sendiri perkembangan kasus harian COVID-19 terlihat sudah mulai melandai dengan penambahan 4.105 kasus pada Minggu dari hari sebelumny 4.301 kasus.
Namun jumlah penambahan kasus COVID-19 itu nampaknya belum merefleksikan klaster perumahan dari aksi demo omnibus law. Saat ini akumulasi terkonfirmasi berjumlah 361.867 kasus dengan 64.032 kasus aktif atau 17,7 persen dari terkonfirmasi.
Hari Jumat lalu IHSG bergerak flat namun secara mingguan ditutup menguat. Hal itu seiring dengan sentimen positif yang berasal dari dalam negeri yaitu sentimen dari UU Cipta Kerja, merger bank syariah milik BUMN dan rencana pembuatan pabrik baterai. Untuk pekan ini nampaknya sentimen penggerak pasar masih cenderung sama dengan sentimen pekan lalu.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 285,16 poin atau 1,22 persen ke 23.695,79, indeks Hang Seng naik 384,2 poin atau 1,58 persen ke 24.770,99, dan indeks Straits Times meningkat 12,96 atau 0,51 ke 2.545,98
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: