Gaza (ANTARA News/Reuters) - Pasukan Israel menangkap tiga penyusup dari Jalur Gaza, Senin, selama bentrokan di sepanjang perbatasan, kata media Israel, sementara televisi Al-Arabiya melaporkan bahwa seorang prajurit Israel tewas di daerah itu.

Militer Israel belum memberikan komentar mengenai siaran televisi Al-Arabiya yang dipantau di Dubai, yang menyebutkan bahwa seorang prajurit Israel tewas.

Satu sumber militer Israel mengkonfirmasi terjadi bentrokan di dekat perbatasan Gaza, namun kantor jurubicara militer menolak memberikan komentar atau mengatakan apakah ada korban.

Ketegangan tinggi di sepanjang perbatasan Israel-Gaza dalam sepekan ini, dimana Israel melancarkan sejumlah serangan udara untuk membalas penembakan roket pada bulan ini dari wilayah pesisir tersebut.

Televisi Saluran 10 Israel mengatakan, penyusup yang tertangkap di dekat lintasan penyeberangan Kissufim tidak bersenjata. Belum ada kelompok pejuang di Gaza yang memberikan pernyataan mengenai hal itu.

Satu sumber keamanan di Gaza mengkonfirmasi terjadi penembakan singkat dan sebuah helikopter Israel kemudian terbang di atas wilayah itu, namun ia tidak memiliki penjelasan terinci lebih lanjut.

Juga Senin, pejuang Palestina menembakkan sebuah roket dari Jalur Gaza ke Israel, yang mendarat di lahan kosong dan tidak menimbulkan kerusakan atau korban.

Sebelumnya, militer Israel dan saksi mata Palestina mengatakan bahwa pesawat tempur Israel menggempur wilayah selatan Jalur Gaza dalam serangan tangah malam.

Serangan udara itu dilakukan setelah penembakan roket oleh pejuang Palestina.

Dengan penembakan-penembakan terakhir itu, jumlah roket yang diluncurkan Palestina menjadi sembilan sejak Kamis, kata militer.

Pesawat-pesawat Israel membalas dengan melakukan serangkaian serangan udara ke Jalur Gaza. Serangan-serangan telah mencederai ringan dua orang.

Menurut militer, pejuang Palestina menembakkan sekitar 150 roket dan 75 mortir ke Israel sejak berakhirnya perang 22 hari Israel dengan Hamas di Jalur Gaza pada tahun lalu.

Hamas hingga kini masih terlibat dalam konflik dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir Jalur Gaza pada 2005 namun tetap memblokadenya.

Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Pasukan Israel juga berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember 2008 dalam upaya menghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.

Angkatan Udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.

Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tigabelas warga Israel tewas selama perang itu.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
(M014/K004)