Pontianak (ANTARA News) - Kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di sejumlah daerah akan menjadi salah satu agenda rapat Dewan Pers di Jakarta pada minggu ini.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pers, Bambang Harymurti, ketika bertemu sejumlah wartawan Kalimantan Barat (Kalbar) di Pontianak, Senin.

Menurut Bambang Harymurti, perlu dikaji apakah permasalahan yang dialami para wartawan ketika melakukan kegiatan profesina itu sifatnya insidentil atau sistemik.

Ia menilai, kalau sifatnya sistemik maka tidak menutup kemungkinan Dewan Pers akan membuat kegiatan untuk "membedah" temuan itu.

Ia melanjutkan, di Jakarta pernah terjadi pemukulan yang dilakukan oleh satpam terhadap wartawan. Setelah diselidiki ternyata satpam-satpam tersebut merupakan karyawan kontrak kerja yang tidak mendapat pelatihan secara khusus.

Dalam pertemuan dengan Bambang Harymurti, juga hadir dua wartawan yang sempat dianiaya ketika meliput bentrokan antarmahasiswa di Universitas Tanjungpura Pontianak, Jumat (12/3) sore.

Keduanya yakni Muhammad Faisal (kontributor Metro TV) dan Arif Nugroho (wartawan Harian Metro Pontianak).

Reskrim Poltabes Pontianak hingga kini telah memeriksa 20 mahasiswa Teknik dan Fisipol. Dari itu empat orang di antaranya telah ditahan sejak Selasa malam (16/3), yakni Am, G, I dan N, tiga mahasiswa Teknik dan satu mahasiswa Fisipol.

Dalam bentrokan itu, bangunan sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisipol Untan telah dibakar oleh sekelompok orang.

Polisi pada Senin (22/3) juga telah memeriksa dua orang aksi dari Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Januar dan Rahmat untuk kasus pemukulan terhadap wartawan.
(T.T011/A033/P003)