Kota Gaza (ANTARA News) - Sekjen PBB Ban Ki -moon mengunjungi Jalur Gaza, Ahad, dan menyatakan solidaritasnya dengan penderitaan rakyat Palestina dan mendesak Israel mengakhiri blokade atas wilayah yang dikuasai Hamas itu.

AFP melaporkan, Ban untuk kedua kalinya mengunjungi Jalur Gaza sejak Perang Gaza 22 hari berakhir Januari 2009 sebagai bagian daru lawatan di kawasan itu bertujuan menghidupkan kembali proses perdamaian, yang macet ketika perang itu meletus.

Ia memasuki wilayah Palestina yang luluh lantak akibat perang itu dari Israel melalui Penyeberangan Erez, tempat ia disambut satu kelompol orang yang mengibar-ngibarkan bendera Palestina.

Ban kemudian mulai meninjau daerah Gaza yang paling parah akibat serangan Israel. Ia kemudian akan meresmikan proyek untuk membangun150 rumah , empat pabrik tepung dan satu pusat pengolahan sampah , semuanya, katanya disetujui oleh Israel dalam beberapa hari belakangan ini.

Di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel , Sabtu , Sekjen PBB itu mengatakan kunjungannya ke Gaza adalah untuk menunjukkan dukungannya kepada rakyat Palestina.

"Saya akan pergi ke Gaza untuk menyatakan solidaritas saya dengan keadaan yang menyedihkan rakyat Palestina di sana dan untuk menegaskan perlunya diakhiri blokade," kata Ban kepada wartawan.

Israel memperketat blokadenya atas Gaza setelah Hamas menguasai wilayah tiu Juni 2007, dan mengatakan penutupan perbatasan itu diperlukan untuk mengekang kelompok yang berjanji akan menghancurkan Israel it.

Tetapi Ban menegaskan menjelang satu pertemuan dengan Presiden Israel Shimon Peres, Sabtu bahwa penutupan atas wilayah itu mengakibatkan "kesulitan yang tidak dapat diterima " bagi warga sipil .

"Saya memahami kecemasan Israel tentang tantangan yang ditimbulkan Hamas, tetapi blokade yang terus diberlakukan Israel akan menimbulkan kesulitan-kesulitan yang tidak bisa diterima," katanya.

"Saya yakin blokade itu dapat dicabut sementara memperhatikan kecemasan keamanan Israel."

Perbatasan-perbatasan Gaza sebagian besar tenang sejak berakhirnya perang yang menewaskan sekitar 1.400 warga Palestina dan 13 warga Israel, tetapi blokade itu menghambat pembangunan kembali ribuan rumah yang hancur akibat gempuran Israel itu.

Serangan militer Israel Desember 2008 -Januari 2009 sebagian besar berhasil menghentikan serangan-serangan roket yang hampir setiap hari terjadi yang jarang menelan korban jiwa tetapi menyebabkan warga-warga Israel yang tinggal dekat perbatasan Gaza selalu menghadapi kecemasan.

Akan tetapi, dalam tiga hari belakangan ini sejumlah roket mendarat di Israel yang menewaskan seorang pekerja Thailand -- korban pertama dari serangan-serangan roket sejak perang itu berakhir dengan gencatan senjata sepihak.

Hamas melakukan tindakan untuk mengekang penembakan roket sejak perang itu, dan serangan mematikan itu diakui oleh satu kelompok garis keras yang pro Al Qaida yang terlibat bentrokan dengan Hamas di masa lalu.

Kunjungan Ban itu dilakukan sebagai bagian dari satu kunjungan dua hari di kawasan itu dalam usaha mendorong para pemimpin Israel dan Palestina menghidupkan kembali proses perdamaian.

Awal bulan ini Palestina menolak melakukan perundingan tidak langsung yang telah disetujui sebelumnya dengan Israel setelah berbulan-bulan diplomasi Amerika Serikat , tetapi kemajuan terhenti dua hari lalu ketika Israel mengumumkan rencana untuk membangun 1.600 rumah bagi warga Yahudi di Jerusalem timur.

Palestina menolak melakukan perundingan langsung kecuali israel menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Jerusalem timur, yang mereka rencanakan sebagai ibu kota negara mereka kelak.

Israel, yang merebut Jerusalem timur bersama dengan Tepi Barat dalam perang enam hari tahun 1967 dan mencaploknya, satu tindakan yang tidak diakui pemerintah-pemerintah lainnya, menuduh Palestina tidak mau kembali ke meja perundingan.

Kunjungan Ban dilakukan saat keluarnya satu pernyataan oleh Kuartet diplomatik Timur Tengah yang terdiri AS, PBB, Uni Eropa dan Rusia--menyerukan dimulai kembali perundingan perjanjian perdamaian akhir dalam dua tahun.

Kuartet juga memerintahkan Israel menghentikan seluruh kegiatan pembangunan permukiman.

(Uu.SYS/H-RN/B002/S026)