Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog menerima kunjungan rombongan Komisi IV DPR masa reses I di Subang, Jawa Barat guna meninjau langsung kualitas beras untuk program Bantuan Sosial atau Bansos tahun 2020 dari Kementerian Sosial di wilayah tersebut.

Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Bachtiar menegaskan bahwa pihaknya terus memaksimalkan penyaluran program Bansos Beras kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Selain itu, BUMN pangan tersebut juga berkomitmen memastikan kualitas dan kuantitas beras di pintu gudang Bulog di seluruh wilayah Indonesia, untuk selanjutnya diserahkan kepada jasa pengangkut/transporter yang ditunjuk oleh Kementerian Sosial.

"Kami sudah menyediakan stok beras sesuai kualitas yang ditentukan untuk program Bansos Beras ini. Sampai dengan tanggal 14 Oktober 2020, kami telah menyalurkan Beras Bansos ini sebesar 321.222 ton atau 71 persen dari pagu 3 alokasi," kata Bachtiar dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan realisasi tersebut, maka masih tersisa sebesar 128.778 ton beras untuk segera disalurkan. Oleh karena itu, Bulog dan jasa transporter perlu melakukan percepatan penyaluran Bansos Beras dalam Oktober ini.

Pimpinan Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa kunjungan kerja kali ini difokuskan untuk meninjau langsung dan memastikan bahwa tidak ada penyelewengan dalam penyaluran Bansos Beras untuk KPM di wilayah Jawa Barat.

Seperti diketahui, beredar berita tentang beras bansos yang tercampur biji plastik di wilayah Jabar yang sedang diusut oleh Kejaksaan Negeri setempat.

"Kita sudah cek langsung kondisinya di Gudang Bulog, tidak ada beras plastik dan tadi sudah dijelaskan oleh direksi Bulog bahwa isu beras plastik dipastikan dilakukan oleh oknum yang terganggu karena penyaluran bansos ini menggunakan beras Bulog, bukan beras mereka," kata Dedi.

Tim monitoring dan evaluasi Bulog juga terus bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri setempat untuk mengusut laporan masyarakat terkait penemuan biji plastik dalam beras bansos. Bulog secara tegas meyakinkan bahwa beras yang tercampur dengan biji plastik bukan berasal dari BUMN Pangan itu.

Baca juga: Bulog: Lockdown alasan beberapa daerah penyaluran bansos nol persen
Baca juga: Kemensos buka peluang program bansos beras dilanjutkan
Baca juga: Bulog-Kemensos-transporter percepat penyaluran bansos beras