PM Rusia Keluhkan Soal Ekonomi Pada Menlu AS
20 Maret 2010 05:50 WIB
Menteri Luar Negeri AS Hilary Clinton (kiri) dan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin bertemu di kediaman presiden Novo-Ogaryovo di luar Moskow, (19/3). (REUTERS/RIA Novosti/Pool/Alexei Nikolsky)
Moskow (ANTARA News/AFP) - Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin menyampaikan keluhan negaranya tentang permohonan keanggotaan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan perdagangan bilateralnya dengan Amerika Serikat (AS) saat bertemu Menlu Hillary Clinton, Jumat.
"Kami terus berunding selama 17 tahun. Ada tiga pertanyaan dan kami tetap berada di pusaran segitiga (pertanyaan) ini," kata Putin dalam pertemuan yang berlangsung di rumahnya di luar kota Moskow itu.
Sebagai kekuatan ekonomi terbesar dunia di luar WTO, Rusia berulang kali menuduh AS sengaja menghambat upayanya menjadi anggota WTO sejak 1998.
Menurut Putin, pertanyaan-pertanyaan ini tidak terlalu penting bagi perekonomian Rusia dan AS, katanya tanpa merinci ketiga pertanyaan yang ia maksud itu.
Tahun lalu, Rusia membuat bingung negara-negara Barat dengan pengumumannya tentang upayanya masuk WTO sebagai bagian dari kesatuan kepabeanan tunggal bersama Kazakhstan dan Belarus.
Namun, Rusia tak melanjutkan ide itu.
Menanggapi keluhan Putin, Menlu Clinton mengatakan AS "sangat mendukung Rusia masuk WTO" dan bagaimana AS dapat membantu.
Pertemuan dengan Menlu Clinton di luar kota Moskow itu adalah yang pertama bagi Putin sejak kunjungan Clinton ke Rusia tahun lalu.
Pada kesempatan itu, Putin mengatakan perusahaan-perusahaan Rusia yang beroperasi di AS memerlukan bantuan lebih dari pejabat AS yang sering menjatuhkan sanksi terhadap mereka.
Perdagangan bilateral AS-Rusia turun dari 36 miliar dolar AS menjadi 16 miliar dolar AS akibat krisis keuangan global. Namun kedua negara yakin bahwa kemitraan ekonomi bilateral tetap tinggi.
Menlu Hillary Clinton menghargai Putin karena menyinggung masalah hubungan ekonomi kedua negara.
"Kami berkomitmen untuk memperluas dan memperdalam hubungan para pemimpin ekonomi dan investor kedua negara," katanya. (R013/K004)
"Kami terus berunding selama 17 tahun. Ada tiga pertanyaan dan kami tetap berada di pusaran segitiga (pertanyaan) ini," kata Putin dalam pertemuan yang berlangsung di rumahnya di luar kota Moskow itu.
Sebagai kekuatan ekonomi terbesar dunia di luar WTO, Rusia berulang kali menuduh AS sengaja menghambat upayanya menjadi anggota WTO sejak 1998.
Menurut Putin, pertanyaan-pertanyaan ini tidak terlalu penting bagi perekonomian Rusia dan AS, katanya tanpa merinci ketiga pertanyaan yang ia maksud itu.
Tahun lalu, Rusia membuat bingung negara-negara Barat dengan pengumumannya tentang upayanya masuk WTO sebagai bagian dari kesatuan kepabeanan tunggal bersama Kazakhstan dan Belarus.
Namun, Rusia tak melanjutkan ide itu.
Menanggapi keluhan Putin, Menlu Clinton mengatakan AS "sangat mendukung Rusia masuk WTO" dan bagaimana AS dapat membantu.
Pertemuan dengan Menlu Clinton di luar kota Moskow itu adalah yang pertama bagi Putin sejak kunjungan Clinton ke Rusia tahun lalu.
Pada kesempatan itu, Putin mengatakan perusahaan-perusahaan Rusia yang beroperasi di AS memerlukan bantuan lebih dari pejabat AS yang sering menjatuhkan sanksi terhadap mereka.
Perdagangan bilateral AS-Rusia turun dari 36 miliar dolar AS menjadi 16 miliar dolar AS akibat krisis keuangan global. Namun kedua negara yakin bahwa kemitraan ekonomi bilateral tetap tinggi.
Menlu Hillary Clinton menghargai Putin karena menyinggung masalah hubungan ekonomi kedua negara.
"Kami berkomitmen untuk memperluas dan memperdalam hubungan para pemimpin ekonomi dan investor kedua negara," katanya. (R013/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: