Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengeruk Kali Sekretaris sepanjang 2,3 kilometer mulai dari perbatasan Jakarta Barat sampai ke Jalan Sasak I.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan pekerjaan pengerukan dilakukan petugas gabungan dari Dinas SDA, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Bina Marga.

"Kami sudah melaksanakan pengerukan tahap satu sepanjang 1.600 meter dari perbatasan Jakarta Barat sampai Jalan Panjang. Untuk tahap dua yang saat ini dikerjakan, sepanjang 700 meter dari Jalan Sasak III ke arah hilir di Kecamatan Kebon Jeruk sudah mulai sejak awal Oktober 2020 dan ditargetkan selesai Desember 2020," kata Juaini di Jakarta, Kamis.

Untuk hari Kamis ini, sebanyak 150 petugas gabungan melakukan pengerukan di Kali Sekretaris di Jalan Sasak I, Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, selain dikeruk secara manual, Dinas SDA DKI Jakarta juga mengerahkan empat unit ekskavator dan 20 truk untuk mengeruk dan mengangkut endapan lumpur di kali.

Baca juga: Berharap musibah tak lagi mengiringi wabah

Juaini mengatakan, pengerukan lumpur di lokasi tersebut merupakan hal yang mendesak karena aliran sungai tersebut sudah cukup lama mengalami pendangkalan.

Dengan pekerjaan itu akan mengembalikan kedalaman kali tersebut dari satu meter menjadi dua meter.

"Apalagi di sekitar lokasi rawan terendam banjir dengan kedalaman rata-rata 50 sentimeter karena berada di daerah cekungan," ucapnya.

Selain mengeruk lumpur, kata dia, petugas akan melakukan pemasangan turap memakai batu kali yang diharapkan dapat mengurangi potensi luapan kali itu ke permukiman warga.

Baca juga: Antisipasi banjir 50 karung lumpur diangkut dari saluran air di Jaksel

"Rencananya nanti Sudin SDA Jakarta Barat di beberapa titik akan membuat tanggul dari batu kali atau turap yang mungkin berhubungan langsung dengan permukiman warga. Ketika air meluap, nggak limpas ke permukiman," ucapnya.

Dalam melakukan proyek ini, Juaini menyebut ada tiga tantangan, karena medan di lapangan yang cenderung terbatas, yakni pertama sisi kiri dan kanan sungai yang langsung berhadapan dengan bangunan rumah warga.

"Karena itu proses pengerukan tidak dapat dilakukan terlalu dalam, maksimal hanya satu meter karena dikhawatirkan akan mengakibatkan longsor," ucapnya.

Kedua, alat berat yang digunakan adalah ekskavator, sehingga setiap selesai pekerjaan perlu naik ke darat agar alat tidak tenggelam bila sewaktu-waktu terjadi hujan.

"Ketiga, alat sering dipindah-pindah untuk melanjutkan pekerjaan, karena daerah pada penduduk dan akses penurunan alat hanya melalui jembatan," ujarnya.

Baca juga: Wagub : Gerebek Lumpur diprioritaskan di kawasan rawan banjir

Dia menambahkan, proyek tersebut merupakan bagian dari Program Gerebek Lumpur yang digagas dinasnya sejak Maret 2020 lalu.

Program ini tidak hanya menyasar lumpur di saluran besar seperti kali, sungai dan waduk saja, tapi di saluran mikro seperti drainase, saluran penghubung (phb) dan sebagainya.

"Jadi ini bagian dari Program Grebek Lumpur yang akan berakhir sampai Desember 2020," tuturnya.

Sementara Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto yang turut hadir untuk meninjau kegiatan tersebut berharap kegiatan Gerebek Lumpur dapat dilakukan secara berkelanjutan, dengan kolaborasi tidak hanya oleh petugas tapi juga masyarakat sekitar, minimal untuk tidak membuang sampah sembarangan.

"Sebenarnya kegiatan Gerebek Lumpur ini merupakan salah satu pelecut untuk seterusnya dilakukan. Dan saya berharap kegiatan ini nanti diikuti oleh masyarakat yang lainnya, Pak RT, Pak RW, dan seluruh tokoh masyarakat yang hadir bisa digelorakan, bisa disampaikan juga kepada masyarakat yang lain untuk menjaga lingkungan sekitar," ujar Uus.

Dengan kegiatan pengerukan ini diharapkan dapat mengurangi dampak banjir yang biasanya melanda Kelurahan Sukabumi Selatan (Jl. KPBD, Jl. Assirot, Jl. Sholeh 1), Perbatasan Kelurahan Sukabumi Utara dan Kelurahan Kelapa Dua, serta Jl. Sasak III sampai Jl. Sasak I, Kelurahan Kelapa Dua, Jakarta Barat.