Moskow (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, pada Kamis tiba di Rusia untuk melakukan pembicaraan mengenai perlucutan senjata dan bertemu dengan Kuartet Internasional Timur Tengah, kata seorang koresponden AFP.

Hillary tiba di bandara Moskow pada sekitar pukul 04:30 GMT (pukul 11.30 WIB).

Pada sorenya, dia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, untuk membahas masalah-masalah bilateral, yang diperkirakan akan ditekankan pada upaya-upaya untuk menyepakati perjanjian perlucutan senjata baru AS-Rusia.

Mengenai pertemuan Kuartet Timur Tengah, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Kuartet akan menunjukkan dukungan internasional bagi perundingan tidak langsung antara Israel dan Palestina.

"Pertemuan Kuartet punya kesempatan bagus untuk menunjukkan dukungan internasional untuk upaya-upaya mempromosikan perundingan tidak langsung dan untuk menghidupkan kembali gerakan proses perdamaian," kata juru bicara Philip Crowley, Rabu.

Dia berbicara kepada para wartawan dalam rangka mendampingi kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, ke Moskow, tempat dia akan bertemu dengan para perwakilan diplomatik Kuartet dalam santap malam Kamis, sebelum melakukan perundingan Jumat.

Sebelumnya, rakyat Palestina menyerukan dihentikannya perundingan-perundingan perdamaian tidak langsung itu, setelah Israel mengumumkan pembangunan 1.600 rumah baru bagi pemukim Yahudi, di wilayah Arab Jerusalem Timur yang dicaplok Israel pada saat kunjungan Wakil Presiden AS, Joe Biden, ke kawasan tersebut.

Pengumuman pembangunan permukiman itu memicu krisis terburuk dalam hubungan AS-Israel selama beberapa tahun terakhir, sementara itu para penjabat senior AS menyerukan tiba saatnya untuk mengecam dan memperingatkan rencana pembangunan permukiman tersebut membahayakan proses perdamaian.

Seorang penjabat senior AS yang minta tak disebut namanya dan melakukan perjalanan dengan Ny. Clinton, Rabu mengatakan, bahwa Menlu AS kini sedang menunggu jawaban dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengenai persoalan itu.

Setelah terdapat jawaban itu, Hillary baru akan memutuskan apakah dia mengirim utusan Timur Tengah AS, George Mitchell, yang dicanangkan akan memimpin perundingan tidak langsung itu untuk kembali ke kawasan tersebut.(H-AK/A024)