Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI. Jenderal TNI Djoko Santoso, mengatakan bahwa komando pengendalian pengamanan tamu negara setingkat kepala negara, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Hussein Obama, berada di tangan TNI dengan dibantu oleh kepolisian pada ring dua dan tiga.

"Kita sudah memiliki prosedur tetapnya, termasuk untuk menyambut kedatangan Presiden AS Barack Obama," katanya di Istana Negara, Jakarta, Rabu, seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka seminar internasional pertahanan dengan tema "Indonesia Menuju 2025: Tantangan Geopolitik dan Keamanan".

Menurut dia, TNI juga telah melakukan koordinasi dengan pasukan pengamanan presiden AS.

Saat ditanya apakah ada ancaman atau kerawanan terkait dengan rencana kedatangan Obama, ia mengakui jika ada kerawanan, sedangkan ancaman masih dalam tahap pendeteksian.

"Kerawanan pasti ada dalam setiap kegiatan, bukan dari eksternal, kegiatan-kegiatan yang dilakukan pasukan internal pun ada kerawanan, misalnya iring-iringan kendaraan yang tak harmonis bisa bertabrakan, atau kurang koordinasi," katanya.

Terkait dengan unjuk rasa yang dilakukan oleh sejumlah kelompok, ia mengatakan Indonesia adalah negara demokrasi sehingga unjuk rasa diperbolehkan sampai batas-batas tertentu.

Mengenai pengamanan kedatangan Obama, Menteri Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, menegaskan tidak ada hal luar biasa yang dilakukan karena prosedur tetap pengamanan tamu negara telah ada.

"Saya kira protap (prosedut tetap) tamu negara sekelas presiden sudah ada, yaitu TNI dibantu kepolisian, sudah barang tentu sesuai dengan prosedur tetap juga, seperti kita keluar negeri, maka Paspampres (pasukan pengamanan presiden)-nya ada yang melekat juga," katanya.

Sebelumnya, juru bicara presiden, Dino Patti Djalal, mengatakan bahwa jadwal kunjungan Obama di Indonesia tidak berubah, sekalipun ada perubahan waktu kedatangan menjadi 23-25 Maret 2009 dan batal membawa keluarga.

Obama semula dijadwalkan tiba di Indonesia pada 20 Maret dan direncanakan tinggal selama tiga hari, termasuk berkunjung ke Bali bersama istri dan dua anak perempuannya.

Perubahan itu diakibatkan oleh situasi politik di Washington DC yang dinamis karena upaya Obama menggolkan RUU Kesehatan belum juga berhasil membuat pihak AS menunda dan mempersingkat kunjungan ke Indonesia dan Australia.

Dino memastikan pengunduran jadwal kunjungan Obama itu bukan disebabkan oleh penolakan sejumlah kalangan ulama Islam.

Menurut Dino, Obama sudah jelas telah menunjukkan komitmennya membangun komunikasi dan kerja sama lebih baik dengan dunia Islam dan karena itu Indonesia pun memiliki niat baik menyambut kedatangan orang Afro-Amerika pertama yang menjadi Presiden AS itu.
(T.G003/A035/C/P003)