Semarang (ANTARA News) - Rencana pengembangan sejumlah jalan tol yang menghubungkan wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dinilai akan tidak produktif dan cenderung merugikan Jawa Tengah.

Anggota Panitia Khusus Rancangan Peraturan Daerah tata Ruang Wilayah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah M.Haris, di Semarang, Rabu, mengatakan, dalam rencana tata ruang yang sedang dibahas legislatif terdapat rencana pengembangan dua jalan tol, masing-masing Solo-Yogyakarta dan Bawen (Kabupaten Semarang) - Yogyakarta.

Ia menilai, kedua jalan tol ini akan mematikan potensi yang dimiliki Jawa Tengah.

"Pengembangan tol Solo-Yogyakarta justru akan mematikan Solo," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.

Menurut dia, Yogyakarta sebagai wilayah tujuan akan menyebabkan Solo hanya sebagai wilayah perlintasan, jika tol dibangun.

Selain itu, lanjut dia, pembangunan jalan tol akan mematikan sejumlah sumber air yang ada di wilayah Klaten.

"Kalau sumber-sumber air ini mati, maka sejumlah daerah di Surakarta akan kesulitan air bersih," katanya.

Sementara untuk jalur Bawen -Yogyakarta, kata dia, pembangunan jalur ini akan menggusur ribuan hektare lahan pertanian produktif.

Kondisi ini, menurut dia, tentu kurang menguntungkan Jawa Tengah sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional.

Ia menuturkan, materi dalam rancangan tata ruang ini masih dapat berubah, selama pembahasan oleh legislatif.

Adapun sejumlah ruas tol lain yang diatur pengembangannya dalam rancangan peraturan daerah ini untuk masa 20 tahun ke depan yakni tol Semarang-Solo, Semarang-Demak-Kudus-Pati hingga ke perbatasan Jawa Timur, Solo-Mantingan, serta Ciamis-Cilacap-Yogyakarta.

Sementara itu, pakar transportasi Universitas Soegijapranata Semarang Djoko Setidjowarno menilai, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak perlu memaksakan diri untuk membangun jalan tol.

Justru menurut dia, Jawa Tengah dapat menghidupkan kembali sejumlah jalur rel kereta api yang selama ini "mati suri".

Ia menjelaskan, menghidupkan kembali jalur kereta yang mati jauh lebih murah dibanding membangun jalan tol.

Selain itu, kata dia, sebagian besar daerah di Jawa Tengah telah terhubung dengan jaringan kereta api yang jalurnya masih tersedia hingga saat ini.

Ia mencontohkan, pembangunan tol Bawen-Yogyakarta dapat digantikan dengan menghidupkan kembali jalur kereta yang sebelumnya memang sudah ada. (I021/K004)