Kendari (ANTARA News) - Jajaran pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Sulawesi Tenggara (Sultra) dituntut kerja keras mencari pemain potensial untuk mewujudkan target lolos Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau 2012.
Ketua PSSI Sultra Sabaruddin Labamba di Kendari, Selasa, mengatakan dua kunci mewujudkan sepak bola lolos PON yakni pendanaan yang memadai dan pengurus yang konsisten.
"Potensi atlet sepak bola di daerah sama dengan daerah lain di Indonesia tetapi prestasi tertinggal karena pembinaan yang tidak berjalan maksimal," kata Sabaruddin yang juga wakil ketua DPRD Sultra.
Kendala serius yang mengancam pembinaan sepak bola adalah pendanaan yang minim, bahkan tidak ada sehingga kompetisi sebagai ajang meningkatkan potensi pemain tidak terlaksana.
Oleh karena itu, kepengurusan PSSI yang baru melibatkan berbagai unsur potensial, antara lain, pengusaha dan birokrasi yang cinta sepak bola sehingga selalu bersedia mengorbankan waktu, pikiran, tenaga dan finansial untuk organisasi.
"Saya minta keikhlasan pengurus untuk menerima amanah dengan niat untuk membangun sepak bola sesuai kemampuan dan kapasitas yang dimiliki bukan mencari sesuatu untuk kepentingan pribadi," kata Sabaruddin.
Mantan pemain sepak bola Sultra Mansur Saman mengimbau jajaran pengurus agar menjauhkan urusan olahraga, khususnya sepak bola dengan politik karena tidak akan pernah satu arah mencapai sukses.
"Kalau olahraga dipolitisasi tinggal tunggu kehancurannya. Tetapi perlu pula dipahami bahwa olahraga tidak bisa bersih dari politik yang identik dengan kekuasaan. Silahkan renungkan," kata Mansur.
Target lolos PON XVIII bagi sepak bola Sultra, menurut dia tanggungjawab berat karena reputasi daerah ini jauh tertinggal sehingga membutuhkan kerja keras untuk mewujudkannya.
"Sebagian pecinta sepak bola Sultra akan menganggap ketua PSSI Sultra tidak waras tetapi namanya cita-cita wajar saja. Mari kita dukung karena peluang lolos PON tetap ada," katanya. (S032/K004)
PSSI Gerilya Cari Pemain Potensial
17 Maret 2010 01:45 WIB
PSSI (ANTARA/ist)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: