Tiga hari tambah 12, positif COVID-19 di Boyolali naik 957 kasus
13 Oktober 2020 18:54 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Boyolali dr Ratri S Survivalina saat memberikan keterangan di Boyolali, Selasa (13/10/2020). (FOTO ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Boyolali, Jateng (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah menyebutkan jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di wilayahnya selama tiga hari terakhir ada 12 kasus sehingga jumlah akumulasi menjadi 957 kasus.
"Perkembangan data kasus COVID-19 di Boyolali hingga saat ini, bertambah rata-rata setiap hari di bawah 10 kasus atau jumlahnya tidak terlalu besar dibanding pekan-pekan sebelumnya," kata Kepala Dinkes Boyolali dr Ratri S Survivalina di Boyolali, Selasa.
Menurut Ratri S Survivalina klaster yang masih aktif antara lain titik orang sakit asal Desa Pulutan, Kecamatan Nogosari sebanyak delapan kasus, klaster keluarga Desa Dibal ada enam kasus, klaster tempat kerja di Desa Kebonan lima kasus, klaster keluarga Gombang tiga kasus, klaster Desa Ngendeng dan Kentengan masing-masing dua kasus.
"Klaster lama yang masih aktif antara lain yakni Klinik Mila Husada Banyodono 17 kasus, klaster SYR Desa Pandean rnam kasus, klaster Desa Selodo Ampel lima kasus," katanya.
Ia mengatakan klaster besar di Boyolali seperti dari Bawaslu, petugas lapangan, Simo, BMT, Pasar Peterongan sekarang sudah selesai semuanya. Jadi Boyolali tingkat kesembuhannya dari COVID-19 cukup tinggi yakni sekitar 76,39 persen dari jumlah total akumulasi COVID-19 sebanyak 957 kasus.
Dari 957 kasus COVID-19 di Boyolali, kata Ratri, terdiri atas pasien yang masih dirawat di rumah sakit ada 124 kasus, isolasi mandiri 66 kasus, yang dinyatakan sembuh 731 kasus, dan meninggal dunia 36 kasus.
"Untuk itu, Boyolali kasus COVID-19 skor persentasenya sudah menurun 2,11 persen atau masuk zona risiko sedang atau oranye. Boyolali sebelumnya zona merah kini sudah oranye," katanya.
Kendati demikian, pihaknya tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait disiplin protokol kesehatan dengan 3M yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak guna mencegah dan pengendalikan penyebaran COVID-19 di Boyolali.
Selain itu, pihaknya selalu mengedepankan program promotif (sosialisasi) dan preventif (pencegahan).
Pihaknya juga terus menginstruksikan pada setiap desa di wilayah Boyolali membentuk Kampung Gerakan Masyarakat (Germas) Hidup Sehat, di mana melalui program ini, masyarakat mempunyai kesadaran sendiri untuk melaksanakan protokol kesehatan, demikian Ratri S Survivalina.
Baca juga: Bertambah 56, positif COVID-19 di Boyolali-Jateng jadi 924 kasus
Baca juga: Puluhan petugas positif COVID, tugas Bawaslu Boyolali tetap berjalan
Baca juga: Ribuan karyawan perusahaan di Boyolali dirumahkan dampak COVID-19
Baca juga: Satu pegawai positif Kantor Investasi Perizinan Boyolali ditutup
"Perkembangan data kasus COVID-19 di Boyolali hingga saat ini, bertambah rata-rata setiap hari di bawah 10 kasus atau jumlahnya tidak terlalu besar dibanding pekan-pekan sebelumnya," kata Kepala Dinkes Boyolali dr Ratri S Survivalina di Boyolali, Selasa.
Menurut Ratri S Survivalina klaster yang masih aktif antara lain titik orang sakit asal Desa Pulutan, Kecamatan Nogosari sebanyak delapan kasus, klaster keluarga Desa Dibal ada enam kasus, klaster tempat kerja di Desa Kebonan lima kasus, klaster keluarga Gombang tiga kasus, klaster Desa Ngendeng dan Kentengan masing-masing dua kasus.
"Klaster lama yang masih aktif antara lain yakni Klinik Mila Husada Banyodono 17 kasus, klaster SYR Desa Pandean rnam kasus, klaster Desa Selodo Ampel lima kasus," katanya.
Ia mengatakan klaster besar di Boyolali seperti dari Bawaslu, petugas lapangan, Simo, BMT, Pasar Peterongan sekarang sudah selesai semuanya. Jadi Boyolali tingkat kesembuhannya dari COVID-19 cukup tinggi yakni sekitar 76,39 persen dari jumlah total akumulasi COVID-19 sebanyak 957 kasus.
Dari 957 kasus COVID-19 di Boyolali, kata Ratri, terdiri atas pasien yang masih dirawat di rumah sakit ada 124 kasus, isolasi mandiri 66 kasus, yang dinyatakan sembuh 731 kasus, dan meninggal dunia 36 kasus.
"Untuk itu, Boyolali kasus COVID-19 skor persentasenya sudah menurun 2,11 persen atau masuk zona risiko sedang atau oranye. Boyolali sebelumnya zona merah kini sudah oranye," katanya.
Kendati demikian, pihaknya tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait disiplin protokol kesehatan dengan 3M yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak guna mencegah dan pengendalikan penyebaran COVID-19 di Boyolali.
Selain itu, pihaknya selalu mengedepankan program promotif (sosialisasi) dan preventif (pencegahan).
Pihaknya juga terus menginstruksikan pada setiap desa di wilayah Boyolali membentuk Kampung Gerakan Masyarakat (Germas) Hidup Sehat, di mana melalui program ini, masyarakat mempunyai kesadaran sendiri untuk melaksanakan protokol kesehatan, demikian Ratri S Survivalina.
Baca juga: Bertambah 56, positif COVID-19 di Boyolali-Jateng jadi 924 kasus
Baca juga: Puluhan petugas positif COVID, tugas Bawaslu Boyolali tetap berjalan
Baca juga: Ribuan karyawan perusahaan di Boyolali dirumahkan dampak COVID-19
Baca juga: Satu pegawai positif Kantor Investasi Perizinan Boyolali ditutup
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: