Satgas: Demo tak kehilangan esensi dengan taat protokol kesehatan
13 Oktober 2020 16:54 WIB
Tangkapan layar - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta pada Jumat (11/9/2020) (FOTO ANTARA/Prisca Triferna)
Jakarta (ANTARA) - Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof drh Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., PhD mengatakan demonstrasi tidak akan kehilangan esensi dengan menaati protokol kesehatan.
"Bagi masyarakat yang memilih untuk berdemonstrasi, ingat demonstrasi tidak akan kehilangan esensinya jika tetap berlaku damai dan patuh pada protokol kesehatan selama acara berlangsung," katanya dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa.
Pernyataan Wiku terkait adanya sejumlah demonstran penolak UU Cipta Kerja beberapa waktu lalu, yang diamankan pihak kepolisian, yang reaktif terhadap COVID-19 berdasarkan hasil tes yang dilakukan.
Wiku mengatakan menjaga jarak antara demonstran, memakai masker, mencuci tangan dengan "hand sanitizer" adalah salah satu andil dalam memerdekakan bangsa dari pandemi COVID-19.
Dia menekankan bahwa pandemi mengharuskan setiap orang berpikir kritis atas setiap apa yang dilakukannya, di mana segalanya harus benar-benar dipikirkan manfaat dan mudharatnya termasuk dalam hal bergabung dalam kerumunan massa besar.
"Jangan sampai karena berkerumun kita membawa penyakit dan ancaman kematian pada kerabat dan keluarga," katanya.
Pada kesempatan tersebut ia juga meminta kepada pihak universitas yang mahasiswanya sempat mengikuti aksi demonstrasi beberapa waktu lalu untuk melakukan identifikasi dan tes serta menyiapkan tempat isolasi bagi mahasiswa yang reaktif.
Sementara untuk buruh yang ikut aksi itu, satgas meminta perusahaan buruh agar segera membentuk satgas COVID-19 di tingkat perusahaan yang berkoordinasi dengan pemda setempat untuk melakukan skrining, demikian Wiku Bakti Bawono Adisasmito.
#satgascovid19 #pakaimasker #jagajarak #cucitangan
Baca juga: Relawan Satgas : Aksi demo seharusnya patuhi protokol COVID-19
Baca juga: Tak ada kasus COVID-19 dari peserta demo di Kudus-Jateng
Baca juga: Doni Monardo: Semua komponen bangsa harus jalankan protokol kesehatan
Baca juga: Demo RUU HIP, Mahfud: Silakan demo asal ikuti protokol kesehatan
"Bagi masyarakat yang memilih untuk berdemonstrasi, ingat demonstrasi tidak akan kehilangan esensinya jika tetap berlaku damai dan patuh pada protokol kesehatan selama acara berlangsung," katanya dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa.
Pernyataan Wiku terkait adanya sejumlah demonstran penolak UU Cipta Kerja beberapa waktu lalu, yang diamankan pihak kepolisian, yang reaktif terhadap COVID-19 berdasarkan hasil tes yang dilakukan.
Wiku mengatakan menjaga jarak antara demonstran, memakai masker, mencuci tangan dengan "hand sanitizer" adalah salah satu andil dalam memerdekakan bangsa dari pandemi COVID-19.
Dia menekankan bahwa pandemi mengharuskan setiap orang berpikir kritis atas setiap apa yang dilakukannya, di mana segalanya harus benar-benar dipikirkan manfaat dan mudharatnya termasuk dalam hal bergabung dalam kerumunan massa besar.
"Jangan sampai karena berkerumun kita membawa penyakit dan ancaman kematian pada kerabat dan keluarga," katanya.
Pada kesempatan tersebut ia juga meminta kepada pihak universitas yang mahasiswanya sempat mengikuti aksi demonstrasi beberapa waktu lalu untuk melakukan identifikasi dan tes serta menyiapkan tempat isolasi bagi mahasiswa yang reaktif.
Sementara untuk buruh yang ikut aksi itu, satgas meminta perusahaan buruh agar segera membentuk satgas COVID-19 di tingkat perusahaan yang berkoordinasi dengan pemda setempat untuk melakukan skrining, demikian Wiku Bakti Bawono Adisasmito.
#satgascovid19 #pakaimasker #jagajarak #cucitangan
Baca juga: Relawan Satgas : Aksi demo seharusnya patuhi protokol COVID-19
Baca juga: Tak ada kasus COVID-19 dari peserta demo di Kudus-Jateng
Baca juga: Doni Monardo: Semua komponen bangsa harus jalankan protokol kesehatan
Baca juga: Demo RUU HIP, Mahfud: Silakan demo asal ikuti protokol kesehatan
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: