Beirut (ANTARA News/Reuters) - Presiden Suriah, Bashar al-Assad, akan bertemu dengan pemimpin Druze, Walid Jumblatt, di Damaskus, setelah dia menyampaikan pernyataan rujuk dengan pemimpin Hizbullah Suriah yang menengahi antara keduanya, katanya Senin.

Jumblatt, salah seorang kritikus tajam Suriah, mengatakan dalam wawancara televisi dengan Al-Jazeera, Sabtu, bahwa komentar-komentarnya tentang Assad tiga tahun lalu `tidak layak.`

Kelompok Hizbullah Syiah Lebanon yang didukung Suriah mengatakan dalam satu pernyataan, bahwa pemimpinnya, Sayyed Hassan Nasrallah, telah memberitahu Jumblatt bahwa pemimpin Suriah itu `telah melupakan apa yang terjadi di dalam panggung sebelumnya dan akan membuka lembaran baru.`

"Assad akan menerimanya di Damaskus dalam suatu kunjungan pada hari yang akan dia umumkan dalam beberapa hari mendatang."

Pernyataan, yang disebut Jumblatt sebagai tawaran untuk perbaikan hubungan itu, menurutnya akan ditengahi oleh Nasrullah dengan pemimpin Suriah berdasarkan permintaan oleh pemimpin Druze.

Jumblatt suatu ketika adalah tokoh terkemuka di Amerika Serikat, dan terkenal dengan persekutuan `14 Maret`nya yang didukung oleh Arab Saudi. Dia juga salah seorang kritikus terkeras sekutu Suriah, Hizbullah.

Dia kemudian menerima pendekatan rujuk itu setelah kelompok Syiah dan sekutunya yang pro-Suriah mengarahkan pada 2008, yang membawa Lebanon ke dalam perang sipil.

Pada aksi demonstrasi 2007 dalam rangka memperingati tahun kedua pembunuhan mantan perdana menteri Rafik al-Hariri, yang dipersalahkan oleh banyak warga Lebanon di Suriah, Jumblatt disebut sebagai `monyet, ular dan tukang jagal.`

Jumblatt Sabtu mengatakan, pernyataannya ini muncul pada saat marah dan menyatakan harapan, bahwa suatu halaman baru perlu dibuka dalam hubungannya dengan Suriah.

Hubungan Lebanon-Suriah mencapai titik terendah setelah `14 Maret`, yang membuat Perdana Menteri Saad al-Hariri, menuduh Suriah membunuh ayahnya pada Februari 2005.

Mereka juga mempersalahkan Damaskus untuk beberapa kali pembunuhan setelah itu terhadap musuh-musuh Lebanon yang dipengaruhi oleh Suriah.

Namun Suriah membantah tuduhan-tuduhan tersebut, namun pembunuhan Hariri memicu kemarahan di seluruh dunia yang memaksa berakhirnya kehadiran militer Damaskus selama 29 tahun di Lebanon.

Satu pengadilan khusus dibentuk di Den Haag namun belum mengadili seorangpun dalam kasus pembunuhan Hariri itu.

Pendekatan antara Suriah dan Arab Saudi pada tahun lalu juga menyirnakan ketegangan dan mengizinkan Hariri, yang menang dalam pemilihan parlemen pada Juni, untuk membentuk pemerintah persatuan yang termasuk Hizbullah dan sekutu-sekutu pro-Suriah lainnya.
(Uu.H-AK/B002/P003)