Surabaya (ANTARA) - Industri pengolahan makanan asal Kabupaten Gresik, Jawa Timur yakni biskuit dengan merk dagang Kokola dari PT Mega Global Food Industri menembus pasar internasional yakni ekspor ke 50 negara.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim, Drajat Irawan di Surabaya, Senin mengapresiasi tembusnya industri pengolahan asal Gresik itu meski di tengah pandemi COVID-19.

Ia mengatakan, keberhasilan perusahaan tersebut dalam menembus pasar luar negeri merupakan pertanda baik, sebab meski dalam pandemi COVID-19 terdapat industri yang mampu bertahan dan konsisten dengan pasar ekspornya.

Drajat mengatakan, 50 negara di dunia yang menjadi pasar ekspor dari produk tersebut, di antaranya Korea, Filipina, China, Jepang, Australia, Rusia, Mongolia, Kanada, USA dan sejumlah negara lainnya.

Baca juga: Ekspor udang Jawa Timur meningkat di masa pandemi

"Keberhasilan perusahaan ini tak lepas dari bentuk pelayanannya dalam memenuhi selera pasar ekspor yang ada di luar negeri. Untuk pasar luar negeri, perusahaan ini menjadi pemasok dengan menggunakan merk di luar Kokola," kata Drajat, yang sebelumnya melakukan kunjungan ke Pabrik Gresik dalam rangka monitoring terhadap kinerja ekspor di masa pandemi COVID-19.

"Pemprov Jatim melalui Disperindag mendukung PT Mega Global Food Industri dan perusahaan sejenis untuk memperkuat pasar lokal dan ekspor melalui kemudahan regulasi, terutama pada kepengurusan dokumen SKA jika dibutuhkan, memperluas pasar ekspor melalui kegiatan bussines matching, dan memberikan informasi terbaru mengenai persyaratan ekspor melalui konsultasi," katanya.

Direktur Pengelola PT Mega Global Food Industry, Richard Cahadi mengatakan produk biskuit dari perusahaannya juga dipasarkan ke seluruh supermarket-supermarket besar yang ada di Indonesia maupun berbagai negara dunia.

Baca juga: Gubernur Jatim lepas ekspor 19,2 ton kopi ke Inggris

"Kami memiliki misi untuk menyediakan makanan sehat yang aman dan sehat bagi konsumen. Kalau untuk lokal, supermarket di Indonesia yang telah kami jajaki ada Carrefour, Hypermart, Giant, Lazada Group, Indogrosir, Circle K, Superindo, dan Alfamidi,” kata Richard.

Sementara untuk luar negeri, kata dia, adalah Mondelez International, Emart, Walmart, Lottemart, AEON, 7eleven, Lulu Hypermarket, Loblaw Companies Limited, Renrenle, serta GS 25.

"Kami memiliki kapasitas produksi sebesar 90 ton per hari, dan juga membangun jejaring internasional dengan memiliki kantor di 4 negara, antara lain China, Vietnam, Filipina, dan Nigeria," katanya.

Richard mengaku, selama pandemi telah melakukan inovasi dengan menggunakan bucket yang dilengkapi dengan kemasan kecil biskuit di dalamnya, sehingga biskuit akan tetap higienis ketika sampai di tangan konsumen.

"Tentunya kami akan mengembangkan kualitas dan produksi dari biskuit ini, ke depannya kami akan melakukan fortifikasi terhadap produk biskuit ini untuk pasar lokal. Semoga ke depannya dengan adanya inovasi tersebut dapat membantu menangani stunting atau gizi buruk di Indonesia dan khususnya di Jatim," katanya.