Jakarta (ANTARA) - Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Kodam Jaya menyiapkan simulasi pengamanan terkait aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja di Ibu kota.

"TNI dan Polri selama ini sudah melakukan kegiatan tactical wall game serta tadi malam kita sudah gladi bersih untuk menghadapi masalah keamanan," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana dalam apel pengamanan di Monas, Jakarta Pusat, Senin.

Baca juga: Rupiah awal pekan menguat seiring pelonggaran PSBB di Ibu Kota

Nana menjelaskan simulasi pengamanan tersebut disiapkan untuk mencegah terulangnya aksi unjuk rasa yang disusupi perusuh yang berujung dengan anarkisme.

"Ini dalam rangka memberikan kenyamanan kepada masyarakat khususnya terkait dengan beberapa waktu yang lalu, pada tanggal 8 Oktober kemarin yaitu pelaksanaan aksi dari beberapa komponen masyarakat yang kemudian mengarah kepada anarkisme," tuturnya.

Baca juga: 1000 polisi tes cepat COVID-19 usai amankan aksi tolak UU Cipta Kerja

Tidak hanya persiapan pengamanan selama berlangsungnya unjuk rasa, TNI-Polri juga menggelar patroli gabungan sebagai langkah preventif.

"Kita melakukan patroli bersama dalam rangka menunjukkan ke masyarakat dalam kondisi apapun TNI-Polri siap menjalankan tugas untuk pengamanan," ucapnya.

Ia menyebut, dari penyelidikan sementara saat aksi kericuhan, pihaknya sudah menangkap 1.192 orang.

Baca juga: Ketua DPR hormati masyarakat jika ingin uji materi UU Cipta Kerja

Dari hasil pemeriksaan, sebagian dilepas khususnya untuk pelajar dengan dijemput orang tua.

"Pelaku yang ada barang bukti dari pendalaman kemarin ada 135, kemudian mengerucut menjadi 43 orang yang kami jadikan tersangka," jelas Nana.

Dalam apel kesiapan pengamanan tersebut Irjen Nana didampingi oleh Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman.

Dalam apel kesiapan itu Mayjen Dudung juga mengungkapkan kesiapan TNI dalam mendukung kepolisian dalam menjalankan tugas menjaga keamanan Ibu Kota.

"TNI siap membantu kepolisian dalam rangka mengantisipasi, kemudian di dalam rangka mempersiapkan kegiatan yaitu menghadapi kemungkinan adanya huru-hara," pungkasnya.