Denpasar (ANTARA News) - Jika Presiden Amerika Serikat Barack Obama jadi berkunjung ke Bali pada 21-22 Maret nanti menggunakan "Air Force One", Bandar Udara Internasional Ngurah Rai dipastikan akan dinyatakan tertutup untuk seluruh aktivitas penerbangan selama satu jam secara total.

"Sebelum `Air Force One` mendarat, bandara akan kami tutup dari semua aktivitas penerbangan selama 30 menit, demikian juga setelah mendarat," kata Asisten Manajer Hubungan Masyarakat PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Mochamad Dimyati di Tuban, Kabupaten Badung, Bali, Minggu petang.

Hingga saat ini, kepastian kehadiran Obama dan Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama, dan kedua putrinya, Malia dan Sasha, di Bali memakai "Air Force One", belum bisa diperoleh. Yang baru bisa dipastikan adalah Obama akan berkunjung dalam kunjungan kenegaraan resmi ke Indonesia pada 21 Maret mendatang untuk kemudian ke Australia.

Menurut prosedur pengamanan kehadiran kepala negara atau kepala pemerintahan negara sahabat, maka wilayah udara satu bandar udara nasional akan dinyatakan tertutup sementara dari semua aktivitas penerbangan.

Hal itu dilakukan beberapa saat menjelang pesawat terbang yang mengangkut rombongan mendarat dan beberapa saat setelah hal itu terjadi. Prosedur lain adalah pengeluaran catatan kepada penerbang (notice to airmen-notam) ke semua operator penerbangan komersial dan militer di bandar udara atau pangkalan udara TNI-AU bersangkutan.

"Biasanya memang ada tim dari tingkat nasional yang memutuskan langkah pengamanan ini. Kami siap saja melakukan kebijakan soal ini. Namun kami sendiri belum mendapat kejelasan soal saat tepat kedatangan Obama di Bali," katanya.

Selama berada di wilayah udara dan darat nasional, pesawat terbang khusus kepresidenan Amerika Serikat dari jenis Boeing B-747-400 bernomor registrasi 8400 dengan kode udara "Air Force One", akan mendapat pengawalan khusus dari pihak Indonesia bekerja sama dengan pasukan pengamanan presiden Amerika Serikat.

Menurut prosedur operasi pengamanan dari pihak Dinas Khusus Amerika Serikat (US Secret Service), beberapa hari sebelum "Air Force One" mendarat di suatu lokasi, maka pesawat terbang transpor militer tipe C-17 "Globemaster III" terlebih dahulu mendarat.

Di dalam tubuh pesawat transpor berat itu dimuat berbagai hal, mulai dari beberapa tim pendahulu US Secret Service, peralatan pendukung, sejumlah anjing pelacak, mobil pengawal melekat, hingga dua mobil khusus kepresidenan Amerika Serikat dari tipe Cadillac deVille yang sering dijuluki "The Beast".

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Jakarta menyatakan kepada pers, bahwa Indonesia sangat siap mengamankan kunjungan resmi Obama ke Indonesia. "Berbagai langkah tengah disiapkan dengan dukungan dari Kepolisian Indonesia," katanya.

Sesuai dengan undang-undang yang berlaku, pengamanan presiden serta wakil presiden Indonesia dan keluarganya, sebagaimana halnya dengan kepala pemerintahan dan kepala negara yang sedang berkunjung secara resmi ke Indonesia, menjadi tugas dan tanggung jawab TNI.

Berbagai latihan anti teror tunggal permatra TNI dan Kepolisian Indonesia hingga gabungan dalam berbagai skenario dan lokasi kejadian telah dilaksanakan. Berbagai penyempurnaan prosedur, langkah, dan inventarisasi alat yang diperlukan untuk itu masih dilaksanakan oleh pihak TNI dan Kepolisian Indonesia. (T.A037/T007/R009)