Karakas (ANTARA News/Reuters) - Presiden Venezuela, Hugo Chavez, yang dikecam kelompok-kelompok kebebasan media, pada Sabtu (13/3) mendesak dibuatnya peraturan mengenai internet, dan khususnya satu laman yang dinilainya memberitakan hal yang tidak benar menyangkut pembunuhan salah seorang menterinya.
"Internet tidak dapat memberitakan semua apa yang dikatakan dan dilakukan orang. Setiap negara harus memberlakukan peraturan-peraturan dan undang-undangnya sendiri," kata Chavez.
Ia mengutip pernyataan Kanselir Jerman, Angel Merkel, yang mengatakan perasaan serupa.
Chavez berang terhadap pendapat politik dan gosip laman internet Noticierodigital, yang memberitakan hal yang tidak benar bahwa Diosdado Cabello, menteri senior dan pembantu dekatnya, dibunuh.
Presiden Chavez mengatakan, berita itu tetap muncul selama dua hari.
"Kami harus bertindak. Kami akan meminta bantuan jaksa agung, karena ini adalah satu tindak pidana. Saya telah memberitahu bahwa laman ini secara berkala menyiarkan berita-berita yang menyerukan kudeta. Ini tidak bisa dibiarkan," ujarnya.
Jejaring sosial, seperti Twitter dan Facebook sangat populer di kalangan gerakan-gerakan oposisi Venezuela untuk melakukan protes-protes terhadap pemerintah.
Chavez mengeluhkan orang menggunakan laman-laman seperti itu untuk menyebarkan desas-desus yang tidak berdasar.
Banyak kelompok oposisi khawatir Chavez berencana untuk menutupi kekeliruan pemerintah dengan melarang terbukanya laman internet, seperti yang digunakan oleh sekutu-sekutunya di Kuba, China dan Iran. Namun, pemimpin sosialis itu tidak memberikan tanda bahwa ia sedang merencanakan tindakan represifnya.
Pada tahun 2007 Chavez menolak memperpanjang izin bagi stasiun televisi RCTV, yag kini berjuang untuk hidup sebagai satu-satunya operator kabel.
Pemerintah setempat juga melakukan tekanan terhadap jaringan televisi oposisi Globovision untuk melunakkan tajuk rencananya dan tahun lalu belasan stasiun radio ditutup karena melanggar peraturan.
(Uu.H-RN/M016/P003)
Presiden Chavez Desak Pengawasan Internet
14 Maret 2010 13:14 WIB
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
Tags: