Menteri PPN dorong Bandara Yogyakarta dongkrak pariwisata berkualitas
11 Oktober 2020 19:57 WIB
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa (tiga dari kanan) ketika meninjau Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Minggu (11/10/2020). ANTARA/HO-Bappenas.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mendorong keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) mampu mendongkrak target pariwisata berkualitas untuk pemulihan ekonomi.
"Pariwisata ke depan sudah tidak lagi dalam bentuk mass tourism, turisme massal itu akan berkurang, lebih kepada quality tourism, sifatnya rombongan kecil. YIA adalah salah satu bandara yang dipersiapkan untuk itu," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Ketika meninjau Bandara YIA pada Minggu (11/10), Suharso mengatakan sejumlah indikator yang dapat menarik bagi wisatawan di antaranya peninggalan masa lalu yang masih ada dan budaya hari ini yang masih diterapkan.
Tak hanya itu, lanjut dia, di sekitar daerah Yogyakarta, banyak destinasi yang tumbuh dan berkembang serta menjadi atraktif wisata.
Saat ini, Bandara YIA memiliki landasan pacu sepanjang 3.250 meter dengan lebar 75 meter. Dengan luas apron berukuran 1051 meter x 167 meter, dapat menampung 22 pesawat berukuran sedang atau 11 pesawat berbadan lebar.
Jenis pesawat terberat yang bisa parkir di Bandara YIA adalah jenis Boeing 777, sementara pesawat terbesar adalah Airbus A380.
Pembangunan YIA terbagi atas tiga tahap yakni tahap pertama pada 2019, Bandara YIA melayani sembilan juta penumpang dengan pengembangan hingga 14 juta penumpang per tahun.
Kemudian tahap kedua pada 2027, saat lalu lintas penumpang mencapai 14 juta per tahun, pengembangan Bandara YIA dibidik mampu melayani 20 juta penumpang.
Pada tahap ketiga pada 2036, dengan lalu lintas 20 juta penumpang, Bandara YIA akan ditingkatkan untuk mampu melayani 25 juta penumpang.
"Ini termasuk salah satu pembangunan tercepat yang dilakukan oleh anak bangsa sendiri. Mudah-mudahan ini menunjukkan kita bisa melakukan pembangunan infrastruktur di tempat lain dengan kecepatan seperti ini dan dengan kualitas pekerjaan yang juga bagus," imbuhnya.
Tak hanya potensi pariwisata berkualitas, Bandara YIA, lanjut dia, juga menjadi titik kumpul untuk logistik khususnya di bagian selatan Jawa.
"Kalau ada produk-produk di sini punya orientasi ekspor yang harus cepat ditangani tidak melalui kapal misalnya, bandara ini bisa mengambil logistik itu. Dengan demikian, punya implikasi untuk membangun ekonomi," katanya.
Baca juga: Bandara YIA dongkrak pertumbuhan ekonomi Kulon Progo
Baca juga: Bandara Yogyakarta mulai layani penerbangan ke Singapura hari ini
Baca juga: Jelang PSBB Jakarta, tak ada lonjakan penumpang di bandara Yogyakarta
"Pariwisata ke depan sudah tidak lagi dalam bentuk mass tourism, turisme massal itu akan berkurang, lebih kepada quality tourism, sifatnya rombongan kecil. YIA adalah salah satu bandara yang dipersiapkan untuk itu," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Ketika meninjau Bandara YIA pada Minggu (11/10), Suharso mengatakan sejumlah indikator yang dapat menarik bagi wisatawan di antaranya peninggalan masa lalu yang masih ada dan budaya hari ini yang masih diterapkan.
Tak hanya itu, lanjut dia, di sekitar daerah Yogyakarta, banyak destinasi yang tumbuh dan berkembang serta menjadi atraktif wisata.
Saat ini, Bandara YIA memiliki landasan pacu sepanjang 3.250 meter dengan lebar 75 meter. Dengan luas apron berukuran 1051 meter x 167 meter, dapat menampung 22 pesawat berukuran sedang atau 11 pesawat berbadan lebar.
Jenis pesawat terberat yang bisa parkir di Bandara YIA adalah jenis Boeing 777, sementara pesawat terbesar adalah Airbus A380.
Pembangunan YIA terbagi atas tiga tahap yakni tahap pertama pada 2019, Bandara YIA melayani sembilan juta penumpang dengan pengembangan hingga 14 juta penumpang per tahun.
Kemudian tahap kedua pada 2027, saat lalu lintas penumpang mencapai 14 juta per tahun, pengembangan Bandara YIA dibidik mampu melayani 20 juta penumpang.
Pada tahap ketiga pada 2036, dengan lalu lintas 20 juta penumpang, Bandara YIA akan ditingkatkan untuk mampu melayani 25 juta penumpang.
"Ini termasuk salah satu pembangunan tercepat yang dilakukan oleh anak bangsa sendiri. Mudah-mudahan ini menunjukkan kita bisa melakukan pembangunan infrastruktur di tempat lain dengan kecepatan seperti ini dan dengan kualitas pekerjaan yang juga bagus," imbuhnya.
Tak hanya potensi pariwisata berkualitas, Bandara YIA, lanjut dia, juga menjadi titik kumpul untuk logistik khususnya di bagian selatan Jawa.
"Kalau ada produk-produk di sini punya orientasi ekspor yang harus cepat ditangani tidak melalui kapal misalnya, bandara ini bisa mengambil logistik itu. Dengan demikian, punya implikasi untuk membangun ekonomi," katanya.
Baca juga: Bandara YIA dongkrak pertumbuhan ekonomi Kulon Progo
Baca juga: Bandara Yogyakarta mulai layani penerbangan ke Singapura hari ini
Baca juga: Jelang PSBB Jakarta, tak ada lonjakan penumpang di bandara Yogyakarta
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: