Liwa, Lampung Barat (ANTARA News) - Pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Kecamatan Bengkunat, Belimbing, Lampung Barat, yang akan terwujud pada 2013 diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nelayan.

"Bila pelabuhan perikanan itu selesai dibangun dipastikan akan berimbas pada peningkatan perekonomian nelayan, selain itu potensi perikanan akan dapat memberikan peningkatan nilai ekonomis, yang dapat menciptakan mutu produk yang dapat menembus pasar," kata Bupati Lampung Barat, Mukhlis Basri, di Liwa, Sabtu.

Ia menyebutkan, perairan Lampung Barat memiliki potensi yang besar berupa ikan yang cukup melimpah terutama jenis ikan tuna, setuhuk (blue marlin) dan lobster.

Menurut dia, gambaran perekonomian nelayan pada saat ini belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, nelayan yang ada hanya menggunakan kapal sangat tradisional, hal itu disebabkan keterbatasan dana sekaligus tidak tersedianya fasilitas yang menunjang hasil nelayan yang dapat di pasarkan di luar daerah.

Dalam rencana Pembangunan Pelabuhan Nusantara itu, kata Mukhlis, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat telah membebaskan lahan seluas 33 hektare (ha). Kemudian bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung pada tahun 2007 melalui anggaran APBD dan APBN.

Pematangan lahan dalam rangka pembangunan pelabuhan tersebut perikanan melalui "land clearing" (pembersihan dan pematangan lahan) yang di anggarkan pada tahun 2007 sekitar Rp800 juta, dan telah rampung dikerjakan.

Garis pantai yang terdapat di Pesisir Lampung Barat berada di sepanjang 210 km atau merupakan 19 persen dari panjang garis pantai Provinsi Lampung, yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia.

Kewenangan Kabupaten sejauh nol sampai empat mil (? 168.941 ha), potensi penangkapan ikan mencapai 142.197 ton/tahun dengan total produksi mencapai 9.535 ton pada tahun 2009.

Potensi ikan bernilai ekonomis tinggi diantaranya tuna, setuhuk (blue marlin) dan lobster. Saat ini jumlah nelayan di daerah itu mencapai 1.191 orang.

Karakteristik produk perikanan bersifat mudah dan cepat membusuk (hight perishable) sehingga memerlukan penanganan yang cepat (handling).

Pembangunan pelabuhan ini kata Mukhlis dapat berfungsi sebagai motor penggerak ekonomi regional karena pada pembangunan ini akan terserap tenaga kerja baik bidang kenelayanan dan jasa juga sebagai pusat kegiatan perikanan lanjutan seperti industri perikanan.

"Diperkirakan pembangunan pelabuhan perikanan nusantara, akan menelan biaya Rp60 miliar lebih, yang sebagian besar berasal dari pemerintah pusat," ujar dia.

Bupati Lampung Barat itu lebih lanjut mengatakan, dari segi pelayanan pelabuhan perikanan nusantara sebagai tempat bongkar muat kapal penangkap ikan dan sebagian tempat pelayanan terhadap usaha nelayan yaitu penyediaan logistik (BBM, air bersih, es, sembako, dan perbengkelan kapal.

"Saya sangat optimis pembangunan pelabuhan perikanan nusantara di lambar, akan mendongkrak perekonomian, sekaligus memberikan nilai jual yang tinggi terhadap hasil tangkapan nelayan, yang nanti pada akhirnya akan berdampak bagi perekonomian nelayan pesisir," kata Mukhlis lagi.

Dia mengharapkan, pemerintah pusat dapat terus memperhatikan daerah itu yang mempunyai potensi alam yang melimpah, sehingga dapat tergali dengan baik.

Sementara itu kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat, Nata Djudin Amran, mengatakan, sejauh ini pembangunan pelabuhan nusantara berjalan dengan lancar.

"Hingga saat ini pembangunan pelabuhan itu belum menghadapi permasalahan, dan terlihat pemerintah pusat, konsisten dalam pembangunan pelabuhan ini, terlihat tahun ini pembangunan pelabuhan dilanjutkan, dan saat ini masih dalam pengerjaan," kata dia.

Dia menjelaskan, pembangunan pelabuhan atas dasar kebutuhan akan keamanan laut pesisir.

"Jelas bila pembangunan pelabuhan nusantara ini rampung di kerjakan, optimis potensi laut pesisir akan dapat dikembangkan dengan baik," kata dia menambahkan. (MH*A054/K004)