Keamanan Perbatasan Diperketat Antisipasi Teroris
12 Maret 2010 16:42 WIB
Sejumlah anggota TNI AD dari Yon 642 Kapuas, melakukan pemeriksaan surat dan kendaraan yang masuk ke wilayah Indonesia, saat melintas di pintu lintas batas (border line) Indonesia-Sarawak Malaysia, Entikong, Kalbar, Selasa (2/3). (ANTARA/Eric Ireng)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah RI memperketat pengamanan di seluruh wilayah perbatasannya, baik darat maupun laut, untuk mengantisipasi keluar masuknya teroris dari dan ke wilayah Indonesia.
"Sejak beberapa hari lalu, seluruh komando operasi, komando utama TNI di wilayah Indonesia telah memperketat penjagaan di seluruh wilayah perbatasan RI dengan negara lain, baik darat maupun laut," kata juru bicara TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, pengetatan pengamanan wilayah perbatasan darat dan laut itu akan terus dilakukan tanpa batas waktu mengingat kegiatan teroris juga tidak pernah mati.
"Pengetatan wilayah perbatasan darat dan laut itu selain dilakukan di perbatasan RI-Thailand, RI-Malaysia, dan RI-Filipina yang merupakan jalur tradisional keluar masuknya teroris dengan persenjataanya, juga dilakukan di beberapa jalur non tradisional yang dianggap rawan," kata Sagom.
Pencarian terhadap kelompok bersenjata masih terus dilakukan. Anggota Densus 88 Antiteror dan Brimob Polda NAD menyisir perbukitan di Desa Teladan, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar. Mereka juga berjaga-jaga di jalan keluar masuk Lembah Seulawah, di Aceh Besar hingga Kabupaten Pidie.
Pasca-penggerebekan Dulmatin dan kawan-kawan di Pamulang, Tangerang Selatan, jajaran Polda Banten memperketat pengawasan lokasi, seperti Pelabuhan Penyeberangan Merak di Kota Cilegon, ruas-ruas jalan, dan obyek vital lain. Pengawasan dilakukan dengan pola terbuka maupun tertutup.
Sementara jajaran Polda Metro Jaya menyilakan warga kota melakukan aktivitas seperti biasa, tetapi polisi melancarkan meningkatkan kewaspadaan. Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Boy Rafli Amar menyatakan pengamatan pintu-pintu masuk ke Jakarta juga ditingkatkan.
Secara terpisah, Kepala Detasemen Khusus 88 Polda Banten Ajun Komisaris Besar Ismail mengatakan, "Pengawasan dari dulu selalu ketat, jauh hari sebelum peristiwa Pamulang. Apalagi Banten merupakan penyangga Jakarta".
Peningkatan kewaspadaan pun dilakukan di Pelabuhan Penyeberangan Merak. "Di tempat penyeberangan pun kami meningkatkan kewaspadaan karena kami mendapat informasi kalau yang di Aceh ada yang belum tertangkap. Siapa tahu ada yang menyeberang," kata Ismail.
(T.R018/S026)
"Sejak beberapa hari lalu, seluruh komando operasi, komando utama TNI di wilayah Indonesia telah memperketat penjagaan di seluruh wilayah perbatasan RI dengan negara lain, baik darat maupun laut," kata juru bicara TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, pengetatan pengamanan wilayah perbatasan darat dan laut itu akan terus dilakukan tanpa batas waktu mengingat kegiatan teroris juga tidak pernah mati.
"Pengetatan wilayah perbatasan darat dan laut itu selain dilakukan di perbatasan RI-Thailand, RI-Malaysia, dan RI-Filipina yang merupakan jalur tradisional keluar masuknya teroris dengan persenjataanya, juga dilakukan di beberapa jalur non tradisional yang dianggap rawan," kata Sagom.
Pencarian terhadap kelompok bersenjata masih terus dilakukan. Anggota Densus 88 Antiteror dan Brimob Polda NAD menyisir perbukitan di Desa Teladan, Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar. Mereka juga berjaga-jaga di jalan keluar masuk Lembah Seulawah, di Aceh Besar hingga Kabupaten Pidie.
Pasca-penggerebekan Dulmatin dan kawan-kawan di Pamulang, Tangerang Selatan, jajaran Polda Banten memperketat pengawasan lokasi, seperti Pelabuhan Penyeberangan Merak di Kota Cilegon, ruas-ruas jalan, dan obyek vital lain. Pengawasan dilakukan dengan pola terbuka maupun tertutup.
Sementara jajaran Polda Metro Jaya menyilakan warga kota melakukan aktivitas seperti biasa, tetapi polisi melancarkan meningkatkan kewaspadaan. Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Boy Rafli Amar menyatakan pengamatan pintu-pintu masuk ke Jakarta juga ditingkatkan.
Secara terpisah, Kepala Detasemen Khusus 88 Polda Banten Ajun Komisaris Besar Ismail mengatakan, "Pengawasan dari dulu selalu ketat, jauh hari sebelum peristiwa Pamulang. Apalagi Banten merupakan penyangga Jakarta".
Peningkatan kewaspadaan pun dilakukan di Pelabuhan Penyeberangan Merak. "Di tempat penyeberangan pun kami meningkatkan kewaspadaan karena kami mendapat informasi kalau yang di Aceh ada yang belum tertangkap. Siapa tahu ada yang menyeberang," kata Ismail.
(T.R018/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010
Tags: