Pontianak (ANTARA) - Kurangnya asupan gizi yang diterima oleh ibu hamil bisa berdampak, atau salah satu penyebab anak tumbuh menjadi kerdil, kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar, Tenny Calvenny Soriton.

"Untuk itu, sudah seharusnya konsumsi gizi pada ibu hamil harus cukup. Tidak hanya itu kecukupan gizi itu harus tetap diusahakan hingga anak berumur dua tahun," kata Tenny Calvenny Soriton saat membuka kegiatan Sosialisasi Materi dan Media KIE Pelaksanaan Pro PN di Desa Pusaka Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Jumat.

Dia menjelaskan dalam upaya pencegahan kekerdilan (stunting) maka dari proses kehamilan harus sudah dipersiapkan dari awal. Program pemerintah desa dalam menunjang kebutuhan gizi juga harus didukung, termasuk pada Desa Pusaka, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, dengan sumber daya alam yang besar sehingga harus dilakukan optimalisasi.

Menurut Tenny, perkembangan kasus kekerdilan harus menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk bagi BKKBN yang diberikan amanah untuk memberikan pelayanan pembangunan keluarga melalui pencegahan.

Baca juga: Kemenkes minta daerah buat penyesuaian hadapi stunting karena COVID-19

Baca juga: Pemprov Sulsel tetapkan 205 desa lokus intervensi stunting


"Salah satu program kami dari BKKBN yaitu meningkatkan SDM untuk keluarga bahagia dan sejahtera," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Pusaka, Elpani mengatakan saat ini pemerintah desa diharuskan memasukkan program penanganan kekerdilan. Hal tersebut merupakan komitmen dalam pemerintah terkait pengentasannya karena Kabupaten Sambas merupakan salah satu daerah dengan angkanya cukup tinggi.

"Setiap desa diharuskan memasukkan program penanganan kekerdilan pada programnya," katanya.

Ia menambahkan kegiatan sosialisasi ini menjadi catatan penting bagi pemerintah desa, karena di Desa Pusaka sendiri masih terjadi kematian bayi dan kekurangan gizi pada ibu hamil, sehingga menjadi tugas bersama dalam mengatasinya.

"Saya berharap dengan kegiatan ini bisa menjadi acuan masyarakat dalam menerapkan pola pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan (HPK)," katanya.*

Baca juga: Setwapres: Bunda PAUD miliki peran strategis pencegahan stunting

Baca juga: Nadiem Makariem: PAUD kunci pembangunan SDM sepanjang hayat