New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon kembali menyatakan kekecewaan mendalam terhadap rencana perluasan permukiman oleh Israel di Yerusalem Timur.

"Sekretaris Jenderal PBB sangat frustrasi seperti yang juga dirasakan oleh para pemimpin Palestina dan anggota Liga Arab terhadap pernyataan Israel soal pembangunan unit-unit permukiman baru di Yerusalem Timur," kata Juru Bicara Sekjen PBB, Martin Nesirky, ketika menjawab pertanyaan wartawan di Markas Besar PBB, New York, Kamis.

Sebelumnya, Sekjen Ban Ki-moon dan masyarakat internasional, termasuk Amerika Serikat, telah menyatakan mengutuk pengumuman Israel.

Kementerian Dalam Negeri Israel awal pekan ini mengumumkan bahwa pihaknya telah menyetujui rencana pembangunan 1.600 rumah baru di Yerusalem Timur.

"Pembangunan permukiman itu melanggar hukum internasional dan bertolak belakang dengan kewajiban Israel menyangkut Peta Jalan, serta mengganggu proses perdamaian," kata Ban.

Atas tindakan Israel itu, kata Nesirsky, PBB telah menyampaikan protes terhadap Pemerintah Israel.

"Kita (PBB, red) juga melakukan kontak dengan pimpinan Palestina dan menyarankan mereka untuk terus berupaya menjalankan negosiasi-negosiasi tidak langsung," kata Nesirky.

Peta Jalan yang disahkan oleh kelompok Kuartet --yang terdiri dari PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Rusia, menyerukan terbentuknya dua negara, yaitu Israel dan Palestina, yang hidup berdampingan secara aman dan damai.

Sekjen Ban Ki-moon pada pekan depan dijadwalkan akan menghadiri pertemuan kelompok Kuarten di Moskow, Rusia.

Kehadirannya di pertemuan itu akan dilanjutkan dengan lawatan ke Israel, Tepi Barat dan Jalur Gaza.
(TNY/B010)