PSI Surabaya sesalkan perusakan fasum saat demo Omnibus Law
9 Oktober 2020 18:48 WIB
Pengunjuk rasa berlarian ketika polisi menembakkan gas air mata saat demo menolak Undang-undang Cipta Kerja di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/10/2020). Aksi yang dikuti ribuan orang dari berbagai elemen mahasiswa dan buruh tersebut berakhir ricuh dan mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru/aww)
Surabaya (ANTARA) - Frkasi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Kota Surabaya menyesalkan adanya tindakan vandalisme yang merusak fasilitas umum (fasum) pada saat demo penolakan Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) di Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/10).
Ketua Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya William Wirakusuma di Surabaya, Jumat, menghargai inisiasi berbagai entitas organisasi buruh, mahasiswa, dan kelompok masyarakat lainnya yang menyampaikan aspirasinya tentang pengesahan UU Cipta Kerja.
"Penyampaian aspirasi yang baik dan disampaikan sesuai ketentuan perundang-undangan adalah hak setiap WNI," kata pria yang akrab disapa William tersebut.
Baca juga: Puluhan elemen masyarakat Surabaya deklarasikan gerakan Jogoboyo
Aksi demo penolakan Undang-Undang Cipta Kerja di Surabaya yang dilakukan elemen mahasiswa dan buruh Kamis (8/10) dinodai dengan aksi perusakan fasilitas publik oleh tindakan vandalisme, sehingga terjadi kerusakan pada pintu pagar sisi barat Gedung Negara Grahadi dan sejumlah fasilitas publik di sepanjang Jl. Pemuda, Yos Sudarso, Panglima Sudirman dan Jl Gubernur Suryo.
Demontrasi yang dimulai pukul 13.00 WIB semula berjalan damai. Keributan pecah ketika ada oknum yang melempari sejumlah aparat kepolisian yang sedang menjaga gedung Grahadi.
"Sangat disayangkan adanya tindakan vandalisme yang merusak fasilitas publik, karena hal tersebut menciderai nilai-nilai demokrasi. Seluruh warga Surabaya haruslah tetap menjaga fasilitas publik. Untuk membangun Surabaya ini butuh kerja keras banyak pihak, mari kita jaga Surabaya," ujarnya.
Baca juga: Polisi amankan 634 pelaku kerusuhan demonstrasi di Surabaya dan Malang
Ketua Fraksi PSI ini berharap agar suasana Kota Surabaya selalu ada dalam suasana damai senantiasa serta keindahan Kota Surabaya terjaga.
Setelah demonstrasi di Surabaya berangsur reda, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung turun tangan untuk melihat kondisi Surabaya. Melihat kondisi fasilitas umum yang rusak, Risma langsung membersihkan jalanan dan fasilitas yang dirusak.
Setelah sekitar 2-3 jam dibersihkan oleh Wali Kota Risma dan jajarannya, akhirnya jalan di depan Grahadi dan Jalan Basuki Rahmad sudah bisa dilewati. Bahkan, para pesepeda sudah bisa lewat di jalan tersebut.
"Saya mengapresiasi Bu Risma dan jajarannya yang bertindak cepat membersihkan dan memperbaiki kondisi Surabaya. Pemimpin seperti inilah yang dibutuhkan warga Surabaya," ujar Politikus PSI ini.
Sejumlah petugas Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya dan Dinas PU Bina Marga Surabaya membersihkan sampah bekas demontrasi. Beberapa alat berat dan truk hingga berbagai unit mobil pemadam kebakaran berdatangan ke lokasi.
Baca juga: Surabaya benahi fasilitas publik yang rusak usai demonstrasi
Mereka langsung gerak cepat membersihkan semua sampah yang berserakan di jalanan. Barrier yang rusak di depan Tunjungan Plaza langsung diganti baru. Bahkan, langsung dipasang lagi berjejer.
Ketua Fraksi PSI DPRD Kota Surabaya William Wirakusuma di Surabaya, Jumat, menghargai inisiasi berbagai entitas organisasi buruh, mahasiswa, dan kelompok masyarakat lainnya yang menyampaikan aspirasinya tentang pengesahan UU Cipta Kerja.
"Penyampaian aspirasi yang baik dan disampaikan sesuai ketentuan perundang-undangan adalah hak setiap WNI," kata pria yang akrab disapa William tersebut.
Baca juga: Puluhan elemen masyarakat Surabaya deklarasikan gerakan Jogoboyo
Aksi demo penolakan Undang-Undang Cipta Kerja di Surabaya yang dilakukan elemen mahasiswa dan buruh Kamis (8/10) dinodai dengan aksi perusakan fasilitas publik oleh tindakan vandalisme, sehingga terjadi kerusakan pada pintu pagar sisi barat Gedung Negara Grahadi dan sejumlah fasilitas publik di sepanjang Jl. Pemuda, Yos Sudarso, Panglima Sudirman dan Jl Gubernur Suryo.
Demontrasi yang dimulai pukul 13.00 WIB semula berjalan damai. Keributan pecah ketika ada oknum yang melempari sejumlah aparat kepolisian yang sedang menjaga gedung Grahadi.
"Sangat disayangkan adanya tindakan vandalisme yang merusak fasilitas publik, karena hal tersebut menciderai nilai-nilai demokrasi. Seluruh warga Surabaya haruslah tetap menjaga fasilitas publik. Untuk membangun Surabaya ini butuh kerja keras banyak pihak, mari kita jaga Surabaya," ujarnya.
Baca juga: Polisi amankan 634 pelaku kerusuhan demonstrasi di Surabaya dan Malang
Ketua Fraksi PSI ini berharap agar suasana Kota Surabaya selalu ada dalam suasana damai senantiasa serta keindahan Kota Surabaya terjaga.
Setelah demonstrasi di Surabaya berangsur reda, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung turun tangan untuk melihat kondisi Surabaya. Melihat kondisi fasilitas umum yang rusak, Risma langsung membersihkan jalanan dan fasilitas yang dirusak.
Setelah sekitar 2-3 jam dibersihkan oleh Wali Kota Risma dan jajarannya, akhirnya jalan di depan Grahadi dan Jalan Basuki Rahmad sudah bisa dilewati. Bahkan, para pesepeda sudah bisa lewat di jalan tersebut.
"Saya mengapresiasi Bu Risma dan jajarannya yang bertindak cepat membersihkan dan memperbaiki kondisi Surabaya. Pemimpin seperti inilah yang dibutuhkan warga Surabaya," ujar Politikus PSI ini.
Sejumlah petugas Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya dan Dinas PU Bina Marga Surabaya membersihkan sampah bekas demontrasi. Beberapa alat berat dan truk hingga berbagai unit mobil pemadam kebakaran berdatangan ke lokasi.
Baca juga: Surabaya benahi fasilitas publik yang rusak usai demonstrasi
Mereka langsung gerak cepat membersihkan semua sampah yang berserakan di jalanan. Barrier yang rusak di depan Tunjungan Plaza langsung diganti baru. Bahkan, langsung dipasang lagi berjejer.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: