Jakarta (ANTARA) - Indonesia menantikan respon positif dari Amerika Serikat terkait perpanjangan fasilitas sistem tarif preferensial umum (generalized system of preference/GSP) untuk produk-produk ekspor Tanah Air, usai melengkapi ulasan GSP.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar saat membuka acara Indonesia-US Virtual Business Dialogue yang digelar secara daring, Jumat,

Wamenlu Mahendra mengatakan bahwa Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Muhammad Lutfi, telah datang ke Jakarta pada pekan ini untuk menyelesaikan ulasan GSP dan kembali ke Washington D.C. dengan membawa surat dari Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi untuk Perwakilan Perdagangan AS (United States Trade Representative/USTR).

“Kami berharap akan mendengar kabar baik dari USTR dalam beberapa pekan ke depan, jadi ini progressnya, dan kami yakin fasilitas GSP yang diberikan pada ekspor kami ke AS akan diperpanjang,” kata Mahendra.

Baca juga: Menanti restu "Paman Sam" bebaskan bea masuk impor

Baca juga: Kepada USINDO, Mendag sebut Indonesia akan beli lebih banyak dari AS


Dia pun menegaskan kesiapan Indonesia untuk meningkatkan kerja sama perdagangan bilateral dengan AS, yakni melalui kesepakatan perdagangan terbatas (limited trade agreement) yang akan memperluas cakupan barang-barang yang termasuk dalam kesepakatan.

Selain itu, kesepakatan perdagangan itu juga dapat mencakup isu teknologi digital dan sejumlah isu terkait hak kekayaan intelektual.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk AS, Muhammad Lutfi, yang menyampaikan sambutannya melalui rekaman video pada kesempatan yang sama, mengatakan bahwa Indonesia dan AS sedang mengalami periode perdagangan yang cukup sulit akibat pandemi COVID-19.

Tangkapan layar Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Muhammad Lutfi, saat memberikan sambutan melalui rekaman video dalam acara 'Indonesia-US Virtual Business Meeting’ yang digelar secara daring pada Jumat (9/10/2020). (ANTARA/Aria Cindyara)
Meski demikian, dia menyebutkan bahwa terdapat sejumlah produk Indonesia yang terbukti tetap dapat bertahan di AS, termasuk pakaian, sepatu, barang elektronik, dan produk karet.

“Produk-produk ini telah mendapatkan momentum dalam kuartal pertama tahun ini,” kata Lutfi.

Dia pun berharap agar pertemuan bisnis virtual, yang dibagi dalam lima sektor terpisah, dapat diikuti dengan pertemuan lanjutan dan business matching, sehingga para produsen Indonesia dapat bertemu dengan distributor dan importir AS.

“Inilah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan volume perdagangan kita, dan diharapkan Indonesia dapat mendapatkan momentum dengan GSP review dan saya harap Indonesia dapat menjadi salah satu dari beberapa negara di dunia yang dapat menikmati privilege spesial ini,” ujarnya.

Baca juga: Kiat Indonesia dekati pasar Amerika Latin, Karibia

Baca juga: Perdagangan Indonesia-AS ditargetkan 50 miliar dolar AS