New York (ANTARA) - Harga minyak naik pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), terangkat oleh gangguan produksi di Teluk Meksiko akibat Badai Delta, pengurangan pasokan karena pemogokan di industri minyak Norwegia, serta kemungkinan pengurangan pasokan dari Arab Saudi.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember naik 1,35 dolar AS atau 3,2 persen, menjadi menetap di 43,34 dolar AS, setelah jatuh 1,6 persen pada Rabu (7/10/2020).

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) terangkat 1,24 dolar AS atau 3,1 persen, menjadi ditutup di 41,19 dolar AS per barel setelah jatuh 1,8 persen sehari sebelumnya.

Baca juga: Harga minyak merosot, terseret naiknya stok dan kebuntuan stimulus AS

Minyak juga mendapat dukungan dari prospek penutupan produksi yang lebih banyak di Laut Utara karena pemogokan pekerja. Perusahaan minyak dan pejabat tenaga kerja mengatakan mereka akan bertemu dengan mediator yang ditunjuk negara pada Jumat dalam upaya kedua belah pihak berharap akan mengakhiri pemogokan yang mengancam memotong produksi minyak dan gas Norwegia sekitar 25 persen.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah ditantang oleh peningkatan produksi di Libya, anggota OPEC yang dibebaskan dari pemotongan produksi, serta peningkatan kasus virus corona di banyak wilayah di dunia.

Pasar naik tajam pada siang hari ketika laporan Dow Jones mengatakan Arab Saudi sedang mempertimbangkan untuk berbalik arah atas rencana peningkatan produksi OPEC awal tahun depan.

"Potensi perpanjangan pemotongan produksi pasti berdampak positif bagi pasar dan mungkin memberikan dasar musiman yang terjadi," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago.

Baca juga: Harga minyak mentah September turun 4,2 dolar/barel

Pasar juga mendapat dukungan dari Badai Delta, yang diperkirakan akan meningkat menjadi badai Kategori 3 yang kuat di Pantai Teluk. Hampir 1,5 juta barel produksi harian dihentikan.

"Badai Delta adalah peristiwa pasokan minyak mentah, dan dengan semua produksi Teluk Meksiko ini offline, kami mungkin akan kehilangan lebih dari lima juta barel minyak mentah karena badai," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston, Texas.