Arcandra: Eksplorasi migas butuh aspek teknologi dan komersial
8 Oktober 2020 20:03 WIB
Pekerja beraktivitas di sumur eksplorasi minyak bumi PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), di Blok Pangkah, Gresik, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Moch Asim/hp.
Jakarta (ANTARA) - Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk Arcandra Tahar menyebutkan industri eksplorasi minyak dan gas (migas), yang penuh risiko dan berbiaya besar, membutuhkan peningkatan penguasaan teknologi, sekaligus pemahaman yang baik terhadap aspek komersial di Indonesia.
Menurut dia, sejumlah proyek strategis PGN yang dikerjakan dengan mengedepankan aspek teknologi dan komersial telah berhasil mendorong adanya efisiensi hingga triliunan rupiah dana perusahaan.
"Jika dua aspek itu dijadikan sebagai patokan utama dalam membangun dan mengembangkan sebuah proyek, maka inshaa Allah hasilnya akan optimal dan memberi manfaat luas ke masyarakat. Proyek pipa minyak PGN di Riau bisa dihemat Rp2,1 triliun dan ada beberapa proyek lagi yang penghematannya juga sangat besar," kata Arcandra dalam akun media sosialnya yang dikutip ANTARA di Jakarta, Kamis.
Baca juga: PGN komitmen selesaikan pipa minyak Rokan sesuai target
Lebih lanjut mantan Menteri ESDM itu menuturkan, untuk berhasil menjadi profesional di industri, seperti halnya industri migas, maka seseorang harus memiliki karakter kuat yang didukung dengan kompetensi dan trustworthy.
"Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, skill dan pengalaman yang sudah terbukti dan teruji hasilnya. Seorang profesional yang baik harus punya keinginan untuk membuat sebuah rencana perubahan dan berani menjalankan rencana itu hingga berhasil," tuturnya.
Arcandra menambahkan di dunia yang sudah sangat terintegrasi dengan teknologi dan internet ini, branding banyak digunakan untuk menyukseskan seseorang, perusahaan, dan juga berbagai produk yang dihasilkan oleh orang atau perusahaan itu.
Namun, branding bukanlah tujuan, yang utama seseorang atau organisasi harus tetap memiliki value yang berharga, sehingga keberadaannya dibutuhkan.
Baca juga: PLN teken kerja sama bangun infrastruktur LNG di 52 pembangkit
Baca juga: HoA Blok Rokan diteken, Menteri ESDM: Milestone jaga produksi migas
Menurut dia, sejumlah proyek strategis PGN yang dikerjakan dengan mengedepankan aspek teknologi dan komersial telah berhasil mendorong adanya efisiensi hingga triliunan rupiah dana perusahaan.
"Jika dua aspek itu dijadikan sebagai patokan utama dalam membangun dan mengembangkan sebuah proyek, maka inshaa Allah hasilnya akan optimal dan memberi manfaat luas ke masyarakat. Proyek pipa minyak PGN di Riau bisa dihemat Rp2,1 triliun dan ada beberapa proyek lagi yang penghematannya juga sangat besar," kata Arcandra dalam akun media sosialnya yang dikutip ANTARA di Jakarta, Kamis.
Baca juga: PGN komitmen selesaikan pipa minyak Rokan sesuai target
Lebih lanjut mantan Menteri ESDM itu menuturkan, untuk berhasil menjadi profesional di industri, seperti halnya industri migas, maka seseorang harus memiliki karakter kuat yang didukung dengan kompetensi dan trustworthy.
"Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, skill dan pengalaman yang sudah terbukti dan teruji hasilnya. Seorang profesional yang baik harus punya keinginan untuk membuat sebuah rencana perubahan dan berani menjalankan rencana itu hingga berhasil," tuturnya.
Arcandra menambahkan di dunia yang sudah sangat terintegrasi dengan teknologi dan internet ini, branding banyak digunakan untuk menyukseskan seseorang, perusahaan, dan juga berbagai produk yang dihasilkan oleh orang atau perusahaan itu.
Namun, branding bukanlah tujuan, yang utama seseorang atau organisasi harus tetap memiliki value yang berharga, sehingga keberadaannya dibutuhkan.
Baca juga: PLN teken kerja sama bangun infrastruktur LNG di 52 pembangkit
Baca juga: HoA Blok Rokan diteken, Menteri ESDM: Milestone jaga produksi migas
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: