London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia naik pada Rabu, setelah diberitakan bahwa stok bahan bakar di Amerika Serikat merosot minggu lalu, menunjukkan menguatnya permintaan di konsumen energi terbesar dunia.
Pasar juga memperoleh dukungan menyusul berita kenaikan ekspor China dan setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, melonjak 1,19 dolar menjadi 82,67 dolar per barel pada transaksi sore.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April melompat 1,25 dolar menjadi 81,16 dolar per barel.
Departemen Energi (DoE) pemerintah AS mengumumkan Rabu, bahwa stok bensin jatuh 2,9 juta barel dalam pekan hingga 5 Maret.
Yang mengejutkan pasar di mana ekspektasi meningkat moderat 100.000 barrel, menurut analis yang disurvei oleh Dow Jones Newswires.
DoE menambahkan destilasi (sulingan), yang termasuk bahan bakar diesel dan pemanas, merosot 2,2 juta barel, jauh lebih berat daripada prediksi turun 700.000 barel.
Sementara itu persediaan minyak mentah AS naik 1,4 juta barel, yang di bawah konsensus perkiraan analis naik 1,7 juta barel.
"Saya akan mengatakan, hal itu mendukung," analis VTB Capital Andrey Kryuchenkov mengatakan sebagai reaksi terhadap laporan.
Jumlah bensin adalah "sangat mendukung" menjelang puncak permintaan musim berkendara liburan di Amerika Serikat, yang dimulai pada Mei dan melihat banyak orang Amerika membuat perjalanan jalan.
"Ini menunjukkan bahwa permintaan bensin akan meningkat secara signifikan," kata Kryuchenkov.
Di Wina pada Rabu, kartel produsen minyak OPEC menaikkan sedikit perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak dunia tahun ini, tetapi memperingatkan bahwa lambatnya pemulihan ekonomi memuramkan prospek tersebut.
"Permintaan minyak dunia telah sangat bergantung pada ekonomi dunia, didukung oleh rencana stimulus yang dipimpin pemerintah," kata OPEC dalam laporan Maret.
"Rencana stimulus ini sudah melakukan sebuah pekerjaan besar mulai melompatkan banyak sektor ekonomi, termasuk energi. Namun, pertanyaannya tetap mengenai seberapa lama pemerintah akan mampu mendukung perekonomian mereka."
Jika langkah-langkah dukungan seperti itu harus dihapus, bisa berdampak negatif pada permintaan minyak dunia, kata kartel minyak.
"Mengingat pemulihan ekonomi global lambat, pertumbuhan permintaan minyak dunia pada 2010 diperkirakan pada 0,9 juta barel per hari (bpd) atau 1,1 persen, menjadi rata-rata 85,2 juta barel per hari," kata OPEC, menambahkan ekonomi AS akan menjadi kunci untuk pertumbuhan permintaan.
Sementara itu, China, konsumen minyak terbesar kedua setelah Amerika Serikat, memberikan dukungan lebih lanjut untuk minyak dengan berita ekonomi yang terus membaik.
Kekuatan Asia itu Rabu mengatakan bahwa ekspornya melonjak untuk ketiga bulan berturut-turut pada Februari dan pada kecepatan tercepat mereka dalam tiga tahun.
Pengapalan ke luar negeri tumbuh 45,7 persen pada bulan lalu menjadi 94,5 miliar dolar, kata biro kepabeanan, memperkuat sebuah perubahan haluan yang dimulai pada Desember ketika penurunan selama setahun berakhir.
"Ini sinyal yang baik bahwa kita memiliki permintaan keseluruhan yang kuat dari China tahun ini," tambah Kryuchenkov.
Namun, ia mengingatkan bahwa "kenaikan masih bisa tertutup karena dolar."
Harga minyak telah jatuh pada Selasa, di bawah tekanan dari menguatnya greenback, yang membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah -- dan karena itu cenderung membebani permintaan. (A026/K004)
Cadangan BBM AS Turun, Harga Minyak Naik
11 Maret 2010 00:42 WIB
Kapal tanker minyak/ilustrasi. (ANTARA/Doc.Pertamina)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: