Mamuju (ANTARA News) -Tradisi membakar hutan untuk membuka lahan pertanian di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) masih menjadi kebiasaan buruk petani di wilayah itu, kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mamuju, Andi Syaharuddin.
Ia mengunkapkan, masih ditemukan di sejumlah titik wilayah di Kabupaten Mamuju kebiasaan buruk petani yang membuka lahan pertanian dengan cara membakar hutan.
Oleh karena itu, kata dia, hal tersebut membutuhkan penanganan yang serius dari pemerintah agar petani tidak terus menerus membakar lahan untuk membuka lahan pertanian.
"Dibutuhkan sosialisasi yang serius dengan sosialisasi agar masyarakat merubah kebiasaannya membuka lahan dengan cara membakarnya karena kebiasaan itu akan berdampak pada kerusakan lingkungan," ujarnya.
Menurut dia, jika kebiasaan tersebut dilakukan khususnya dimusim kemarau maka hutan akan menjadi gundul karena ketika dibakar maka api akan sulit dikendalikan, dan mengakibatkan kebakaran luas yang merusak hutan.
"Dampak dari pembakaran hutan akan dirasakan sendiri petani seperti hutan akan tandus dan akan mengakibatkan banjir,"katanya.
Oleh karena itu, ia juga meminta kepada petani di wilayah itu, agar menghentikan aksinya membuka lahan untuk membakar hutan.
Sejumlah petani di kelurahan Rangas Mamuju tampak pula masih melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian di wilayah itu sehingga tampak puluhan hektare hutan di wilayah itu menjadi gundul.
Menurut Hamid, salah seorang warga pembukaan lahan dengan melakukan pembakaran hutan tersebut mereka lakukan karena dinilai melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar sangat efektif.
"Kami membakar lahan karena efektif disamping cepat tidak mengeluarkan banyak tenaga," katanya menambahkan.
(T.KR-MFH/A020/P003)
Bakar Hutan Jadi Tabiat Buruk Petani di Mamuju
10 Maret 2010 06:33 WIB
Kebakaran hutan/ilustrasi. (ANTARA/Henky Mohari)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
Tags: