Banda Aceh (ANTARA) - Anggota Komisi II DPR Aceh (DPRA) Yahdi Hasan mendorong pemerintah provinsi (pemprov) setempat mencari solusi penyelesaian konflik satwa dengan masyarakat yang kerap terjadi.

"Konflik satwa ini sering terjadi di beberapa tempat, seperti konflik kawanan gajah dengan masyarakat. Konflik ini harus dicarikan solusi," kata Yahdi Hasan yang dihubungi dari Banda Aceh, Rabu.

Menurutnya, anggota DPR Aceh dari Daerah Pemilihan Aceh Tenggara dan Gayo Lues itu, dalam penyelesaian konflik jangan ada yang dirugikan atau tidak ada yang dikorbankan.

Yahdi Hasan mengatakan konflik tersebut terjadi akibat habitat satwa yang rusak. Kerusakan ini juga karena masyarakat mencari sumber penghidupannya.

"Jadi, untuk menyelesaikan konflik tersebut harus ada solusi yang konkret. Konflik ini jangan dibiarkan berlarut, sehingga merugikan kedua pihak, baik masyarakat maupun satwa," kata Yahdi Hasan.

Selain penyelesaian konflik, Yahdi Hasan mendesak pihak terkait mengusut sejumlah kasus satwa seperti gajah. Pengusutan itu untuk memastikan apakah kematian satwa dilindungi karena alamiah atau ada faktor kesengajaan.

Anggota komisi membidangi lingkungan hidup tersebut mengatakan, jika kematian karena faktor kesengajaan, artinya satwa dilindungi itu diburu dan sengaja dibunuh.

Jika memang kematian satwa karena perburuan, maka sengaja untuk membunuhnya. Siapa pelakunya harus bisa diungkapkan serta diproses sesuai hukum berlaku, kata Yahdi Hasan.

"Upaya-upaya ini untuk menyelamatkan satwa dilindungi dari kepunahan. Seperti gajah, saat ini masuk spesies berisiko tinggi untuk punah di alam liar," kata Yahdi Hasan.
Baca juga: Pemkab datangkan pawang atasi gangguan harimau di Aceh
Baca juga: Dua sapi milik warga Aceh Selatan mati diduga dimangsa harimau