Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (PEN) mendorong masyarakat kelas ekonomi menengah untuk tidak terlalu banyak mengendapkan uangnya di bank, namun membelanjakannya ke sektor riil untuk mendorong perputaran uang di masyarakat.

“Untuk teman yang kebetulan di kalangan menengah. yang bisa akses ke gawai. ke toko-toko e-commerce, Jangan lupa spent juga lewat e-commerce supaya ada perputaran roda ekonomi, daripada itu ditabung terus tidak bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Hal itu dikatakan Budi menanggapi meningkatnya simpanan masyarakat di perbankan yang tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) per Agustus 2020 sebesar 11,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan Juli 2020, yakni 8,53 persen.

Baca juga: Realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional capai 45,8 persen

Menurut data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pertumbuhan tertinggi DPK terjadi pada kelompok dana di atas Rp5 miliar, yakni 15,2 persen (yoy). Kemudian kelompok Rp500 juta hingga Rp1 miliar, 10,1 persen (yoy), dan selanjutnya kelompok simpanan Rp200 juta hingga Rp500 juta yang sebesar 9,5 persen (yoy).

Budi memahami bahwa konsumsi masyarakat juga terhambat karena masyarakat harus lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19.

Baca juga: Satgas PEN paparkan strategi besar pemulihan ekonomi

Oleh karena itu, Budi mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan 3M yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak agar dapat menurunkan tingkat penularan COVID-19. Jika wabah COVID-19 dapat dikendalikan, akan tercipta rasa aman bagi masyarakat.

“Motonya Satgas bahwa kesehatan pulih, ekonomi bangkit. Kita perlu sekali untuk menghilangkan rasa takut dan mengembalikan rasa aman, karena begitu rasa aman timbul, teman-teman kita mulai berani keluar melakukan kontak fisik sehingga roda ekonomi bisa berputar kembali secara normal. Tanpa adanya rasa aman ini, akan sulit ekonomi kita berputar secara normal kembali, apapun yang kita lakukan di bidang ekonomi,” ujar Wakil Menteri I BUMN ini.