Padang (ANTARA News) - Cendekiawan Muslim Sumbar mengharapkan pemerintah hendaknya dapat memperlihatkan kehangatannya dalam menerima kunjungan Presiden Barack Obama dalam kerangka mempererat hubungan kedua negara.

"Istimewa bagi Obama yang masa kecilnya pernah beberapa tahun di Jakarta. Bahkan Obama merasa ada kedekatan hati dan perasaan dengan Indonesia di mana ayah tiri dan saudara tirinya adalah orang Indonesia. Ini suatu keadaan dan mungkin juga kunjungan yang unik," kata Shofwan ketika dihubungi, Selasa.

Rektor Universitas Muhammadiyah Sumbar itu mengatakan, pascabom Bali, bom Marriot dan lain-lain, inilah pertama kalinya pemimpin nomor satu Amerika yang berkunjung ke Indonesia.

"Ini menunjukkan bahwa Indonesia aman bagi Amerika dan tentu juga bagi dunia. Ini prestasi dan prestise Indonesia yg tak dapat diabaikan," kata mantan Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sumbar itu.

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dan nilai rupiah relatif bergerak positif meski agak lambat tetapi cukup signifikan pascakrisis global.

Shofwan berharap tokoh-tokoh Islam secara proporsional dapat memahami kunjungan Barack Obama.

Menurut dia, pemerintahan Obama terus berupaya optimal mencari yang terbaik bagi pilihan solusinya, meski dalam politik luar negeri dan militer di Afghanistan dan Irak serta keikutsertaan Amerika yg tinggi dalam mencari solusi konflik Israel-Palestina masih belum memuaskan.

"Jangan lupa Amerika adalah juga negeri bagi sekitar 5 s.d. 7 juta kaum muslimin baik yang asli maupun imigran yang telah menjadi warga Amerika," katanya.

Jumlah itu, kata dia, secara relatif mendekati jumlah kaum Yahudi di Amerika Muslim atau Yahudi di sana adalah warga negara, sama dengan warga asal negeri lain penduduk resmi Amerika dan mengatakan diri mereka bangsa Amerika.

Terkait hubungan bilateral Indonesia-Amerika, Shofwan berharap terealisasinya hubungan yang semakin kokoh seperti apa yang diutarakan Menlu AS Hillary R Clinton beberapa lalu ketika berkunjung ke Indonesia disebut sebagai hubungan yang komprehensif partnership.

Hubungan yang menyeluruh secara sosial, politik, budaya, ekonomi, pendidikan dan seterusnya yang semakin luas, menyeluruh dan bermakna dengan tetap menempatkan kedua pihak setara dalam kualitas dan potensi yang dimiliki kedua negara.

Di luar itu, kata dia, masyarakat dan rakyat Indonesia harus dapat memilah dan memilih bahwa persahabatan antara warga masyarakat, rakyat kedua bangsa dan negara atau people to people perlu terus ditingkatkan.

Kunjungan warga masyarakat kedua negara hendaknya mesti ditingkatkan terus dalam membina hubungan yang harmonis antara kedua bangsa tanpa harus terikat oleh siapa yang berkuasa di kedua negara Indonesia dan Amerika.

"Masyarakat Indonesia dan Amerika kebetulan sama-sama terdiri atas masyarakat majemuk atau pluralitas yang amat kaya secara sosial dan kultural selalu hidup damai dan harmonis," kata Shofwan.

Kemajemukan masing-masing, Indonesia dan Amerika sepertinya melebihi variasi kemajemukan negara-negara lain di dunia.

Terkait demo penolakan sebagian mahasiswa terhadap rencana kedatangan Obama, katanya, masih dapat dipahami dalam batas kewajaran, tidak anarkhis dan tidak melecehkan simbol-simbol negara sahabat yang telah membina hubungan baik dengan Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka.

"Bila keadaan itu wajar, maka sebagai negara demokrasi harus dihormati dan itu melekat dalam hak menyatakan pendapat. Ini berlaku di berbagai negara demokrasi di dunia," katanya.

Presiden Obama akan berkunjungan ke Indonesia pada pertengahan Maret 2010. (O003/R009)