UMKM Tulungagung kembali ekspor wastafel ke Eropa
7 Oktober 2020 20:30 WIB
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo (tengah) memecah kendi di depan truk kontainer pengangkut ratusan produk wastafel berbahan batu kali untuk tujuan ekspor ke Jerman, di halaman Pendopo Kabupaten Tulungagung, Rabu (7/10/2020). ANTARA/HO-Pemkab Tulungagung/aa.
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menggeliat lagi setelah beberapa pelaku usaha kembali melakukan ekspor produk kerajinan wastafel berbahan dasar batu kali dan batu fosil dengan tujuan negara-negara di Eropa.
"Ekspor ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan UMKM kita," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo saat melepas ekspor wastafel berbahan batu kali (river stone) dengan tujuan Jerman, di halaman Pendopo Kabupaten Tulungagung, Rabu.
Pengiriman produk wastafel ke luar negeri sebenarnya sudah beberapa kali dilakukan.
Baca juga: Ekspor Indonesia ke China naik, impor turun
Tren permintaan aneka produk kerajinan batu ke luar negeri secara langsung itu diapresiasi pemerintah daerah karena biasanya ekspor melalui pelaku usaha ketiga (eksportir) di Bali dan Surabaya.
"Kepercayaan yang diberikan para buyer (pembeli) adalah sesuatu yang sangat luar biasa," kata Maryoto.
Ia berharap ekspor ini bisa diikuti oleh pelaku usaha lainnya. Di Tulungagung masih banyak potensi ekspor yang belum maksimal.
Baca juga: Stop ego sektoral, selamatkan primadona ekspor mebel dan kerajinan
Oleh karenanya, Pemkab Tulungagung memberikan sejumlah dorongan, seperti mempermudah kegiatan ekspor.
"Ini kami fasilitasi dengan mempermudah kegiatan ini (ekspor)," katanya.
Bupati Maryoto maupun Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Tulungagung Slamet Sunaryo belum mengungkap data ekspor produk kerajinan batu olahan dari daerahnya selama kurun 2020, dengan alasan belum ada rekapitulasi final.
Baca juga: Kemenparekraf: Ekspor dan digitalisasi dorong kebangkitan pariwisata
Slamet yang mendampingi Bupati Maryoto hanya memberi gambaran bahwa volume ekspor telah puluhan kontainer, dengan tujuan beberapa negara di Eropa, Asia dan AS.
"Kalau tahun lalu, 2019, volume ekspor produk kerajinan berbahan batu dan marmer dari Kabupaten Tulungagung ada sekitar 460 kontainer. Namun mayoritas masih melalui eksportir luar daerah, terutama (dari daerah) Bali dan Surabaya," katanya.
Tahun ini (2020), Slamet mengaku pihaknya belum melakukan penghitungan dan validasi.
Dikonfirmasi di lokasi pelepasan kontainer, pembeli wastafel riverstone, Indri Heselschwerdt dari deeLiving Inc mengatakan bahwa pembelian wastafel produk Tulungagung dari pelaku UMKM di Tulungagung itu bukanlah yang pertama.
Selama 2020 ini, lanjut dia, sudah lima kontainer yang dibelinya dari pelaku UMKM Tulungagung.
"Kami sudah membeli wastafel dari Tulungagung sejak 2014," katanya.
Indri mengaku tak menyangka minat pasar internasional terhadap kerajinan wastafel ini sangat besar.
"Kami terkejut juga dengan respons pasar dunia, sebab ternyata di masa pandemi seperti ini permintaan wastafel masih tinggi," ujar istri Klaus Heselschwerdt tersebut.
Ia berharap bisnis di Tulungagung semakin berkembang dan bisa menguasai ekspor kerajinan dari batu.
"Ekspor ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan UMKM kita," kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo saat melepas ekspor wastafel berbahan batu kali (river stone) dengan tujuan Jerman, di halaman Pendopo Kabupaten Tulungagung, Rabu.
Pengiriman produk wastafel ke luar negeri sebenarnya sudah beberapa kali dilakukan.
Baca juga: Ekspor Indonesia ke China naik, impor turun
Tren permintaan aneka produk kerajinan batu ke luar negeri secara langsung itu diapresiasi pemerintah daerah karena biasanya ekspor melalui pelaku usaha ketiga (eksportir) di Bali dan Surabaya.
"Kepercayaan yang diberikan para buyer (pembeli) adalah sesuatu yang sangat luar biasa," kata Maryoto.
Ia berharap ekspor ini bisa diikuti oleh pelaku usaha lainnya. Di Tulungagung masih banyak potensi ekspor yang belum maksimal.
Baca juga: Stop ego sektoral, selamatkan primadona ekspor mebel dan kerajinan
Oleh karenanya, Pemkab Tulungagung memberikan sejumlah dorongan, seperti mempermudah kegiatan ekspor.
"Ini kami fasilitasi dengan mempermudah kegiatan ini (ekspor)," katanya.
Bupati Maryoto maupun Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Tulungagung Slamet Sunaryo belum mengungkap data ekspor produk kerajinan batu olahan dari daerahnya selama kurun 2020, dengan alasan belum ada rekapitulasi final.
Baca juga: Kemenparekraf: Ekspor dan digitalisasi dorong kebangkitan pariwisata
Slamet yang mendampingi Bupati Maryoto hanya memberi gambaran bahwa volume ekspor telah puluhan kontainer, dengan tujuan beberapa negara di Eropa, Asia dan AS.
"Kalau tahun lalu, 2019, volume ekspor produk kerajinan berbahan batu dan marmer dari Kabupaten Tulungagung ada sekitar 460 kontainer. Namun mayoritas masih melalui eksportir luar daerah, terutama (dari daerah) Bali dan Surabaya," katanya.
Tahun ini (2020), Slamet mengaku pihaknya belum melakukan penghitungan dan validasi.
Dikonfirmasi di lokasi pelepasan kontainer, pembeli wastafel riverstone, Indri Heselschwerdt dari deeLiving Inc mengatakan bahwa pembelian wastafel produk Tulungagung dari pelaku UMKM di Tulungagung itu bukanlah yang pertama.
Selama 2020 ini, lanjut dia, sudah lima kontainer yang dibelinya dari pelaku UMKM Tulungagung.
"Kami sudah membeli wastafel dari Tulungagung sejak 2014," katanya.
Indri mengaku tak menyangka minat pasar internasional terhadap kerajinan wastafel ini sangat besar.
"Kami terkejut juga dengan respons pasar dunia, sebab ternyata di masa pandemi seperti ini permintaan wastafel masih tinggi," ujar istri Klaus Heselschwerdt tersebut.
Ia berharap bisnis di Tulungagung semakin berkembang dan bisa menguasai ekspor kerajinan dari batu.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: